Masyarakat NTB diminta dapat menahan diri untuk tidak berlebihan mengkonsumsi Sembilan Bahan Pokok (Sembako). Karena semakin bernafsunya masyarakat membeli berbagai kebutuhan sehari-hari dapat memicu inflasi yang tinggi di sana. Hal itu perlu dilalukan untuk menekan inflasi yang diprediksi bakal naik menjelang bulan puasa.
Tim Pengendalian Inflasi NTB tengah berupaya memetakan dan menyusun langkah-langkah yang bakal dilakukan untuk menekan inflasi.
“Masyarakat jangan terjebak dengan situasi yang bergerak cepat. Kalaupun ada kebutuhan jangan terlalu bernafsu untuk menunaikan pada saat itu. Kalaupun mendekati puasa ya harusnya konsumsi kita bukan menaik jumlahnya, harusnya ya menurun. Kalau kita bisa kendalikan kebutuhan ini, inflasi itu sebenarnya di dalam pikiran kita cara mengaturnya,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, M. Nur.
Nur menuturkan, Tim Pengendalian Inflasi bakal melakukan kajian secara menyeluruh terhadap beberapa variable yang memengaruhi terjadinya inflasi di NTB.
Belum dapat diperkirakan apakah akan terjadi inflasi atau tidak, karena hal itu bersifat dinamis. Tapi dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, menjelang puasa hingga perayaan Hari Raya Idul Fitri kerap kali terjadi inflasi.
Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, H. L. Imam Maliki, mengatakan, hingga saat ini harga Sembako di sejumlah pasar masih normal. Kebutuhan dan stok di pasaran masih seimbang, sehingga belum terjadi adanya kelangkaan. Tapi adanya kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menjelang puasa diprediksi bakal terjadi inflasi.
Sumber: radio Global FM Lombok
Editor: Antonius Eko