KBR68H, Aceh- Lembaga Selamatkan Isi Alam dan Flora Fauna (LSM-SILFA) mengecam keras Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh karena lamban menangani anak gajah yang dipelihara oleh warga.
Anak gajah yang telah diberikan nama “Raja Biram” yang telah berumur sekitar 2 tahun mati pada hari Minggu, 23 Juni setelah dipelihara selama 2 bulan lebih oleh warga Blang Pante, Kecamatan Payabakong Kabupaten Aceh Utara.
Armia Jamil selaku Manajer operasional di LSM SILFA mengatakan, kematian anak gajah tersebut akibat pihak BKSDA Aceh lamban menanganinya secara serius, bahkan tidak diambil dari warga untuk dirawat sebagaimana mestinya.
“Itu anak gajah merupakan tanggungjawab BKSDA untuk menyelamatkan spesies dan satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang, namun kita lihat BKSDA tidak melakukan kerjanya dan bahkan lepas tanggungjawab, ujar Armia Jamil.
Armia Jamil juga mendesak BKSDA Aceh harus dievaluasi kembali oleh pemerintah Aceh agar bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya sehingga kedepan tidak ditemukan lagi kasus yang sama.
Selain itu, LSM SILFA juga mendesak BKSDA dan pemerintah Kabupaten Aceh Utara agar segera mengambil anak gajah satu lagi yang masih dipelihara oleh warga. Bayi gajah yang masih berumur sekitar satu bulan tersebut ditemukan oleh warga.
Sumber: Radio Antero FM
Editor: Suryawijayanti
BKSDA Lamban, Bayi Gajah di Aceh Mati
Lembaga Selamatkan Isi Alam dan Flora Fauna (LSM-SILFA) mengecam keras Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh karena lamban menangani anak gajah yang dipelihara oleh warga.

NUSANTARA
Kamis, 27 Jun 2013 14:40 WIB


BKSDA, aceh, gajah, mati
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai