Bagikan:

BBM Naik, Tarif Elpiji 3 Kg di Cirebon Ikut Naik

Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon menetapkan kenaikan tarif Angkutan Perkotaan (Angkot) pasca kenaikan harga BBM.

NUSANTARA

Rabu, 26 Jun 2013 19:10 WIB

BBM Naik, Tarif Elpiji 3 Kg di Cirebon Ikut Naik

bbm, elipij 3 kg, cirebon

KBR68H, Cirebon–  Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon menetapkan kenaikan tarif Angkutan Perkotaan (Angkot) pasca kenaikan harga BBM. Pemkot juga menaikkan harga LPG 3 Kg. Kenaikan tarif ini berdasarkan Peraturan Walikota (Perwali) Cirebon Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penetapan Kembali Besarnya Tarif Angkutan Kota dan Perwali Nomor 34 Tahun 2010 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg Tingkat Pangkalan di Kota Cirebon.

Setelah ditetapkan tarif angkot untuk umum menjadi Rp 3 ribu dan pelajar Rp 2 ribu. Tarif ini naik antara 36,36 persen hingga 42,36 persen. Walikota Cirebon Ano Sutrisno mengatakan,  kenaikan harga BBM subsidi menyebabkan penyesuaian tarif angkot dan LPG 3 Kg.

“Sebelumnya tarif angkot untuk umum sebesar Rp 2.200 dan pelajar sebesar Rp 1.400. LPG 3 Kg semula sebesar Rp 13.650 menjadi Rp 14.400,"jelasnya.

 Ia berharap, dengan adanya kenaikan tarif angkot, pelayanan kepada penumpang agar lebih ditingkatkan. Setelah adanya penetapan itu maka Ano berjanji akan mempertegas kenaikan tarif angkot dalam Peraturan Walikota (Perwali) Cirebon.

Ia meminta, kepada pengusaha supaya angkot yang tidak layak dan kelihatan tidak bagus agar direhabilitasi menjadi lebih nyaman. Ke depan angkot akan dibatasi supaya mengurangi kepadatan arus lalu lintas Kota Cirebon.

Sementara, Sekretaris DPC Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon Karsono menyebutkan, tarif angkutan ekonomi ini harusnya mengalami kenaikan sebesar 50 persen, tapi karena melihat daya beli masyarakat, kenaikannya ditetapkan sebesar 30 persen.

“Karena ada pengendalian dari Pemerintah maka tarif angkot mengalami kenaikan sebesar 30 persen”. Karsono menyebutkan, menurut Perwali jumlah angkot maksimal 1.800 unit tapi kenyataannya hanya tinggal 60 persen saja.

Berkurangnya angkot ini disebabkan karena pengusaha angkot tidak mampu melakukan peremajaan karena minimnya modal yang dimiliki. “Pengusaha angkot dapat pinjaman dari BPR dan leasing, karena bank pemerintah tidak mau memberi pinjaman,"pungkasnya.

Sumber: Radio Suara Gratia FM


Editor: Suryawijayanti

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending