Bagikan:

Tumbuhan Endemik Lereng Selatan Slamet Rawan Pencurian

Diduga, tumbuhan ini dijual di pasaran tanaman hias dan obat alternatif.

BERITA | NUSANTARA

Kamis, 05 Mei 2016 21:20 WIB

Tumbuhan Endemik Lereng Selatan Slamet Rawan Pencurian

ilustrasi. Kantung Semar. Foto: wiki

KBR, Banyumas– Tumbuhan khas lereng selatan Gunung Slamet, Banyumas, Jawa Tengah rawan pencurian. Diduga, tumbuhan ini dijual di pasaran tanaman hias dan obat alternatif.

Kelompok Pecinta Alam Komunitas Cendana Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng, Narwin Johan mengatakan tanaman hias yang paling rawan dicuri adalah jenis anggrek dan kantung semar. Selain itu, kayu angin yang dipercaya memiliki khasiat mengobati penyakit juga rawan dicuri.

Dia menjelaskan, Tanaman hias berupa anggrek dan kantung semar memiliki nilai ekonomi yang tinggi di kota besar. Bahkan, Tanaman hias khas lereng Gunung Slamet ini kabarnya juga diekspor ke Jepang dan China.

Kata dia, bagi warga setempat, aksi pencurian ini juga amat meresahkan lantaran beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan oleh warga sebagai obat alternatif turun temurun turut terancam.

Salah satunya itu kan dimanfaatkan oleh warga setempat. Misalnya seperti obat-obatan dan sebagainya, kaya daun-daunan dan tanaman obat. Kalau pencurian itu sudah melanggar dan amat berbahaya sekali. Ke depan masyarakat malah tidak bisa mengakses. Kalau sementara ini kayu angin. Kayu angin itu kan untuk obat. Kemudian tanaman hias, seperti anggrek dan kantung semar.

Menanggapi itu, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur, Wawan Tri Wibowo mengatakan bakal melakukan pencegahan pencurian plasma nutfah lereng selatan Gunung Slamet dengan intensif melakukan patroli di jalur rawan. Antara lain, jalur pendakian Kalipagu dan Pancuran Pitu. Bagian hukum Perhutani juga tengah melakukan kajian untuk melakukan langkah hukum jika kembali terjadi pencurian.

Dia mengaku telah menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan sejumlah komunitas pecinta alam di lereng Slamet untuk intensif melakukan upaya pencegahan pencurian kayu dan tumbuhan non kayu.

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending