Bagikan:

Penghayat Kepercayaan di Cilacap Tak Terdata

Kelompok penghayat kepercayaan dan penganut agama lokal di Cilacap, Jawa Tengah jarang menikmati program pemerintah.

BERITA | NUSANTARA

Jumat, 22 Mei 2015 13:25 WIB

Penghayat Agama Lokal/ Foto KBR: M. Ridlo

Penghayat Agama Lokal

KBR, Cilacap Kelompok penghayat kepercayaan dan penganut agama lokal di Cilacap, Jawa Tengah jarang menikmati program pemerintah. Padahal jumlahnya mencapai 100 ribu orang.

Kata Kepala Seksi Pendaftaran Kependudukan Cilacap, Muldi Santoso mengatakan, hal tersebut lantaran data mereka di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dukcapil Cilacap sangat minim. Sedangkan data penghayat kepercayaan ini seharusnya dicatat dan dilengkapi kecamatan setempat.

Muldi mengungkapkan, sejak empat tahun terakhir jarang menemui KTP dengan tanda strip (-). Tanda tersebut menunjukkan pemiliknya adalah penganut penghayat kepercayaan. 

"Ya itu datanya (KTP strip) berarti ada di kecamatan. Sedangkan yang masuk ke kami rata-rata sudah terisi. Hanya beberapa persen saja, tidak begitu banyak. Dalam proses perekaman itu tidak bisa diwakilkan harus hadir. Sebenarnya lebih mudah untuk petugas menanyakan permasalahan seperti itu. Pernah ada (rencana Perda), diundang tapi itu ada di bagian pencatatan," kata Muldi kepada KBR, Jumat (22/5/2015).

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Cilacap, Akhmad Muslihin mengatakan, data yang tidak lengkap itu menyulitkan dewan daerah saat akan mengeluarkan kebijakan bagi penghayat kepercayaan. Sebab, kebijakan publik harus berpijak pada data lengkap penerima dan kebutuhan sebuah kelompok.

Termasuk Perda, ia mengatakan DPRD tidak bisa menyusun Raperda inisitif jika tidak ada masukan dari kelompok penghayat kepercayaan. Dia mengaku tidak pernah membedakan agama atau kepercayaan tertentu dalam mengeluarkan kebijakan. Sebab di mata hukum, semuanya setara. Dia menegaskan, DPRD selalu siap menerima aspirasi dari kelompok penghayat kepercayaan.


Editor: Quinawaty Pasaribu


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending