KBR, Jakarta - Pemerintah Daerah Aceh menyatakan kesanggupannya menanggung biaya hidup pengungsi Rohingya. Juru Bicara Pemkab Aceh Utara, Amir Hamzah mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi bagi ratusan pengungsi itu.
"Itu kita tidak bisa ancang-ancang sampai kapan, tapi yang jelas kita dari sisi kemanusiaan tetap membantu saudara-saudara kita," kata Amir Hamzah di KBR Pagi, Senin (18/5/2015).
Kata dia, hari ini Pemda Aceh ke Jakarta menemui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan untuk membahas persoalan tersebut.
"Karena saya lihat pemerintah pusat cepat tangkap di dalam hal hadir di lokasi, di Kabupaten Aceh Utara ini, sehingga kita hari ini ke Jakarta untuk rapat koordinasi selanjutnya," kata Amir Hamzah di KBR Pagi, Senin (18/5/2015).
Juru Bicara Pemkab Aceh Utara, Amir Hamzah menambahkan, pihaknya menanggung biaya hidup pengungsi pada dua hari pertama, yakni tanggal 10 hingga 12 Mei lalu. Pemerintah juga menyediakan tempat penampungan dan berbagai fasilitas seperti air bersih, dapur umum, dan tempat ibadah. Saat ini, pengungsi juga telah ditangani dan didata oleh organisasi internasional untuk migrasi IOM dan badan PBB untuk pengungsi UNHCR.
"Itu kita tidak bisa ancang-ancang sampai kapan, tapi yang jelas kita dari sisi kemanusiaan tetap membantu saudara-saudara kita," kata Amir Hamzah di KBR Pagi, Senin (18/5/2015).
Kata dia, hari ini Pemda Aceh ke Jakarta menemui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan untuk membahas persoalan tersebut.
"Karena saya lihat pemerintah pusat cepat tangkap di dalam hal hadir di lokasi, di Kabupaten Aceh Utara ini, sehingga kita hari ini ke Jakarta untuk rapat koordinasi selanjutnya," kata Amir Hamzah di KBR Pagi, Senin (18/5/2015).
Juru Bicara Pemkab Aceh Utara, Amir Hamzah menambahkan, pihaknya menanggung biaya hidup pengungsi pada dua hari pertama, yakni tanggal 10 hingga 12 Mei lalu. Pemerintah juga menyediakan tempat penampungan dan berbagai fasilitas seperti air bersih, dapur umum, dan tempat ibadah. Saat ini, pengungsi juga telah ditangani dan didata oleh organisasi internasional untuk migrasi IOM dan badan PBB untuk pengungsi UNHCR.
Editor: Quinawaty Pasaribu