KBR, NTT- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta pemerintah
kabupaten melaporkan data rawan pangan akibat gagal panen di wilayahnya.
Permintaan ini menyusul adanya enam desa di Kabupaten Timor Tengah
Selatan yang terpaksa mengkonsumsi makanan ternak karena gagal panen.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, data tentang gagal panen harus
jelas dan segera dilaporkan ke pemerintah provinsi.
"Tidak
bisa kalau sekarang disebut gagal panen tanpa kita tahu betul. Betul di
TTS, tapi TTS (Timor Tengah Selatan-red) mana? Di kecamatan apa? Di
kecamatan desa mana? Begitukan? Harus jelas berapa? Berapa masyarakat
yang terkena dampak. Terdampak dari situ. Itu datanya harus jelas. Kita
belum mendapatkan laporan tentang data-data itu. Secara umum ada
spot-spot ya. Tetapi kita butuh data yang lebih akurat. Yang pasti kita
tidak mungkin menutup mata," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya di
Kupang, Kamis (7/5/2015).
Sebelumnya anggota DPRD NTT Jefri Un
Banunaek mengatakan warga yang makan putak, sejenis makanan ternak,
karena sudah kehabisan persediaan makanan sejak akhir Januari lalu.
Persediaan makanan yang ada, termasuk bibit lokal yang biasa mereka
sisihkan untuk dijadikan sebagai bibit pada musim tanam berikutnya, juga
telah dimakan akibat gagal panen.
Warga kata dia, bukannya malas atau tidak menanam, tetapi minimnya curah
hujan di wilayah tersebut menyebabkan bibit yang ditanam tidak bisa
tumbuh sesuai harapan. Ratusan warga yang makan putak itu, berada di
lima desa di Kecamatan Kualin yakni Desa Kualin,
Toineke, Tuafanu,Tuapakas dan Oni dan dua Desa di Kecamatan Amanuban
Selatan yakni Desa Oebelo dan Noemuke.
Editor: Dimas Rizky