Bagikan:

Imbas Beras Sintetis, Penjualan Beras Menurun

Pemerintah Kota Bogor mulai melakukan pemeriksaan di sejumlah pasar di Kota Bogor.

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 20 Mei 2015 19:20 WIB

Ilustrasi. Pedagang beras di pasar. Foto: Antara

Ilustrasi. Pedagang beras di pasar. Foto: Antara

KBR, Bogor – Akibat ditemukannya beras palsu di Bekasi beberapa waktu lalu, pedagang beras di Kota Bogor mengaku resah dengan beredarnya kabar soal beras berbahan sintetis tersebut. Pedagang mengaku penjualan beras sedikit menurun lantaran ada kekhawatiran ditingkat pembeli.

Evan salah satu pedagang beras di Pasar Jambu Dua, Kota Bogor, Jawa Barat mengatakan, meski harga  beras masih normal, sejak ditemukannya beras palsu tersebut penjualan mengalami penurunan dari hari biasanya. Dia juga khawatir beras palsu masuk ke Kota Bogor karena semakin merugikan pedagang dan konsumen.

 “Ya kita khawatir, takutnya beras itu masuk ke Bogor. Sejak ramai di berita juga pembeli sedikit sepi, padahal harga masih normal,” katanya saat ditemui di Pasar Jambu Dua, Rabu (20/5/2015)

Sementara itu Sulastri salah satu pembeli yang ditemui di Pasar Jambu Dua mengaku, sejak adanya berita beras palsu ia sangat selektif dalam memilih beras. Ia pun meminta kepada pemerintah agar peredaran beras palsu itu segera ditangani.

 “Tapi alhamdulilah setelah tahu cara membedakannya, kita sedikit lega. Awalnya kita was-was kalau nantinya kita dapat beras palsu,” ujarnya.

Pemerintah Kota Bogor mulai melakukan pemeriksaan di sejumlah pasar di Kota Bogor. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mendatangi pasar untuk mengecek pasokan  beras yang ada di pedagang. Disela pemeriksaan, Bima pun memberikan cara untuk mendeteksi beras itu palsu atau asli.

“Pertama itu dimasukkan ke dalam air. Jika beras itu mengambang, jelas itu memang beras plastik. Yang kedua, diberikan ke ayam. Karena naluri ayam sangat tinggi, jika ayam itu tidak mau makan. Sudah dipastikan jika itu adalah beras palsu,” ucapnya saat melakukan sidak di Pasar Jambu Dua.

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending