KBR, Rembang – Para petani di kabupaten Rembang, Jawa Tengah terpaksa membeli air untuk mengairi lahan akibat kekeringan. Alasannya tidak ada sumber air yang bisa diandalkan. Sedangkan lokasi sungai sangat jauh, tidak memungkinkan disedot.
Tasman, petani di dusun Bangker desa Sendangagung Kec. Kaliori – Rembang mengaku mengeluarkan biaya hampir Rp 500 ribu untuk membeli air.
“Beli air itu satu truk Rp 150 ribu, sehari habis 3 truk. Kemungkinan akan tambah terus sampai 12 truk. Tapi kalau tembakau saya berhasil, ya pendapatan sebandinglah, “ ungkapnya kepada KBR, hari Minggu (31/05/2015).
Sulitnya masyarakat mendapatkan air, di sisi lain menjadi berkah bagi Hartono, salah satu warga di Rembang. Ia setiap hari mampu menjual 24 ribu liter air. Menurutnya, jumlah permintaan semakin meningkat, karena banyak petani ingin menyelamatkan tanaman padi mereka yang terancam gagal panen.
“Tiga tandon di atas truk ini isinya 6 ribu liter. Dalam sehari bisa menjual 4 kali, “ jelasnya.
Jumlah waduk yang sangat terbatas mendorong petani dengan lahan tadah hujan mencari solusi sendiri. Sementara itu Pemkab Rembang saat ini tengah berusaha menambah danau buatan untuk menopang kebutuhan MCK masyarakat di daerah rawan kekeringan.