Bagikan:

APTI: Pembagian Dana Cukai Tembakau Tak Tepat Sasaran

Sejak 2008, alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau bagi petani sangat kecil.

BERITA | NUSANTARA

Selasa, 19 Mei 2015 08:23 WIB

petani tembakau

Alimin (42) menyiram bibit tanaman tembakau jenis samporis di Desa Penanggungan, Maesan, Bondowoso, Jawa Timur, Minggu (21/4). Foto: Antara

KBR, Bondowoso – Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, Jawa Timur menilai pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau oleh Pemerintah Kabupaten, setiap tahun tidak tepat sasaran. Ketua APTI Bondowoso, Muhammad Yazid mengatakan, sejak 2008 lalu alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau bagi petani sangat kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan komitmen Pemkab Bondowoso yang menjadikan sektor pertanian dan perkebunan sebagai sektor unggulan.

“Selama ini dari 2008 porsi keberpihakan pada petani sangat kecil. Kalau di Kabupaten lain porsinya untuk perkebunan besar bisa di urutan pertama atau kedua. Seharusnya di Bondowoso anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau itu lebih banyak diploting untuk sektor pertanian dan perkebunan,” kata Muhammad Yazid saat dihubungi KBR, Selasa (19/05/2015).

Yazid menambahkan, pihaknya meragukan kesungguhan Pemkab Bondowoso yang ingin menyejahterakan petani, namun tidak disertai dengan langkah nyata. Faktanya, sektor perkebunan untuk tahun ini hanya mendapat alokasi sebesar Rp3 miliar. Angka ini berada di urutan keempat setelah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan yang mendapat alokasi sebesar Rp5 miliar, Dinas Tenaga Kerja Rp3 miliar lebih dan Dinas Peternakan sebesar Rp3,3 miliar.

APTI Bondowoso menuntut Pemkab Bondowoso mengatur ulang porsi pembagian dana cukai yang ada ke sektor perkebunan. Menurutnya, pembagian yang tidak tepat sasaran sangat merugikan petani.

“Ada banyak yang aneh, petani tentu dirugikan. Pembagiannya sudah diatur dalam undang – undang. Tahun ini lebih dititik beratkan ke sektor kesehatan. Sementara Bondowoso sejak awal kesehatan selalu prioritas. Sekarang saja sudah dikurangi,” imbuhnya.  


Editor: Quinawaty Pasaribu

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending