Bagikan:

Volume Air Tanah Turun, Kebun Raya Bogor Kritis

Manajemen Kebun Raya Bogor (KBR) menyatakan, hampir seluruh tanaman yang ada dalam kondisi kritis. Menurut Kepala Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko, ini disebabkan oleh menurunnya kualitas air tanah di Kota Bogor.

NUSANTARA

Kamis, 22 Mei 2014 12:50 WIB

Volume Air Tanah Turun, Kebun Raya Bogor Kritis

Volume Air Tanah, Kebun Raya Bogor

KBR, Bogor – Manajemen Kebun Raya Bogor (KRB) menyatakan, hampir seluruh tanaman yang ada dalam kondisi kritis. Menurut Kepala Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko, ini disebabkan oleh menurunnya volume air tanah di Kota Bogor. (Baca: Indonesia Perlu Lebih Banyak Kebun Raya)

Berdasarkan data dari LIPI, menurunnya volume air tanah disebabkan banyaknya pusat pertokoan atau mal di Kota Bogor yang menggunakan air tanah baik legal maupun ilegal.

Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Bogor akan mengeluarkan Peraturan Darah (Perda) yang mengatur tentang retribusi air tanah.

Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan, nantinya Perda itu akan mengatur semua hotel dan mal untuk tidak menggunakan air dalam bawah tanah. Selain itu, pihak hotel dan mal diharuskan menggunakan air PDAM.

"Kita akan mengeluarkan Perda tentang retribusi air dalam bawah tanah yah. Itu dengan retribusi penggunaannya yang cukup tinggi. Itu akan menjadi solusi agar mal dan hotel yang berada di sekitaran Kebun Raya untuk tidak menggunakan air dalam bawah tanah kita," kata Usmar ketika berbincang dengan KBR, Kamis (22/05)

Usmar menambahkan, selain melalui perda, Pemkot Bogor juga mengeluarkan kebijakan untuk membuat sumur resapan atau Biopori. Program itu selain mencegah banjir dan menjaga kualitas tanah, dapat juga menjaga volume air dalam bawah tanah di Kota Bogor.

"Kemarin kan sudah kita sosialisasikan terkait Biopori. Kita akan membuat satu juta Biopori di Kota Bogor," terangnya.
 
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending