KBR, Mataram - Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai tahun ini memiliki SMA terbuka. SMA model ini diterapkan di SMA 1 Narmada, Lombok Barat.
Sekolah semacam ini baru dilaksanakan di enam provinsi di Indonesia.
Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Achmad Jazidie mengatakan, pola pembelajaran di SMA terbuka yaitu dengan cara online. Siswa akan diberikan fasilitas internet sebagai media interaksi dengan para guru. Namun ada saatnya mereka harus bertatap muka, termasuk pada saat menjalani ulangan atau ujian.
“Ulangan-ulangan tetap offline, komunikasi dengan guru, assignment tugas-tugas dari guru itu tetap di bawah kendali kontrol seorang guru,” jelas Achmad.
Pertemuan tatap muka itu diharapkan bisa mengontrol keaktifan siswa. “Jadi ujian itu offline, jadi tatap muka regular. Regular itu bukan dalam pengertian tiap hari . Terjadwal itu tetap ada di tempat kegiatan belajar.”
Siswa yang bisa bersekolah di SMA terbuka adalah lulusan SLTP yang tidak tertampung di SMA sederajat karena terkendala oleh faktor ekonomi seperti anak jalanan, pemulung. Karena faktor geografis seperti anak pedalaman, karena waktu seperti atlet dan karena factor sosial seperti korban narkoba, miras, anak-anak terlantar, korban HIV Aids, anak lapas dan lain-lain.
