KBR68H, Polewali Mandar – Penggunaan potasium atau bius oleh nelayan di Polewali mandar, Sulawesi Barat, meresahkan masyarakat dan nelayan kecil. Pasalnya, ikan-ikan kecil dan besar yang hidup di perairan dangkal maupun biota lainnya ikut punah. (Baca: Pemuka Agama Jadi Kunci Pelestarian Lingkungan)
Kepala Desa Rea Timur, Abdullah mengatakan, wilayah lautnya diapit oleh Kelurahan Amassangan dan Tonyaman. Di lokasi itu, rata-rata nelayan menggunakan potasium untuk menangkap ikan. Kata dia, akibat penggunaan potasium, banyak nelayan kecil yang menangkap ikan di perairan dangkal, selain itu terumbuh karang hancur dan rusak.
“Kalau efeknya itu pertama jelas membunuh ikan-ikan kecil. Yang kedua kasian itu pabbagang-bagang (nelayan) kecil itu karena kan sudah mayoritas mereka memasuki kawasan-kawasannya,” jelas Abdullah saat ditemui Portalkbr, Senin (19/5).
Kepala Desa Rea Timur, Abdullah menambahkan, penggunaan potasium atau bius ikan oleh para nelayan harus dihentikan oleh Dinas Kelautan dan kepolisian karena dampaknya bisa merusak seluruh biota laut. Hingga kini hampir keseluruhan nelayan di polewali mandar menggunakan potasium untuk menangkap ikan.
Editor: Anto Sidharta
Potasium Rusak Biota Laut di Poliwali Mandar
Penggunaan potasium atau bius oleh nelayan di Polewali mandar, Sulawesi Barat, meresahkan masyarakat dan nelayan kecil. Pasalnya, ikan-ikan kecil dan besar yang hidup di perairan dangkal maupun biota lainnya ikut punah.

NUSANTARA
Senin, 19 Mei 2014 14:26 WIB


Potasium, Biota Laut, Poliwali Mandar
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai