KBR, Surabaya – Seratus sepuluh patung survival dari semen mewarnai peringatan 8 tahun musibah semburan lumpur Porong Sidoarjo. Ratusan patung ini dibuat oleh seniman kontemporer asal Tegal, Jawa Tengah, Dadang Kristanto.
Salah seorang warga korban lumpur dari desa Jati Rejo Suyanto, menuturkan dengan adanya peringatan ke 8 tahun, yang diwarnai dengan peletakan 110 patung diendapan lumpur sidoarjo, mata pemerintah akan terbuka atas penderitaan yang dirasakan para korban lumpur sidoarjo yang hingga kini masih terkatung-katung.
Menurutnya, masih ada 16 desa yang masih menunggu janji Lapindo untuk menyelesaikan pembayaran ganti rugi. Sebagian warga yang belum mendapat ganti rugi, saat ini hidup dengan mengontrak rumah, sambil menunggu proses pembayaran.
“Ya, istilahnya warga terkatung-katung, memang ada cicilan satu bulan keluar 15 juta. Tapi nanti 5 bulan tidak keluar terus menunggu lagi 1 bulan dan 4 bulan lagi tidak keluar. Satu tahun dibayar dua kali sebanyak 30 juta, selanjutnya tidak ada,” ungkapnya.
Suyanto menambahkan, pembayaran dengan cara mengangsur ini justru merugikan warga, karena uangnya tidak bisa terkumpul dan tidak bisa digunakan untuk keperluan yang lebih besar seperti membeli tanah atau membangun rumah.
Sementara itu, di peringatan delapan tahun tragedi luapan lumpur di Kota Udang ini, akan digelar berbagai kegiatan seperti doa bersama dan perayaan.
Editor: Antonius Eko