Bagikan:

Masih Gunakan Sistem Tradisional, Petambak Sulit Maju

KBR, Rembang

NUSANTARA

Sabtu, 31 Mei 2014 20:06 WIB

Author

Musyafa

Masih Gunakan Sistem Tradisional, Petambak Sulit Maju

petambak, rembang, tradisional, membran

KBR, Rembang – Petambak garam di Rembang, Jawa Tengah belum tertarik membuat garam dengan sistem plastik atau geomembran. Padahal pemerintah terus menyosialisasikan cara tersebut hasilnya lebih bagus.


Mulyono, seorang buruh garap tambak garam di desa Purworejo Kecamatan Kaliori beralasan sistem geomembran membutuhkan tambahan ongkos.


“Menurut teman saya, lebih baik pake terpal atau membran. Hasilnya banyak, harganya juga lebih tinggi. Memang dan ringan, enggak perlu meratakan tanah dan menguras, tinggal mengisi air. Sistem lama rumit, tapi murah. Ukuran tambak saya ini, satu petak 10 x 12 meter, menghasilkan panen 5 – 6 kwintal, “ jelasnya, hari Sabtu (31/05).


Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Rembang, Suparman mengemukakan dana Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) sekira Rp 2 miliar tahun ini, ditujukan pada peningkatan kualitas produksi garam. 


Kalau petambak tidak meninggalkan sistem lama, maka akan sulit untuk maju. Melalui geomembran, nantinya diharapkan garam tidak lagi bercampur tanah, sehingga kadar Natrium Clorida menjadi lebih tinggi.



Editor: Quinawaty Pasaribu

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending