KBR, Rembang – Petambak garam di Rembang, Jawa Tengah belum tertarik membuat garam dengan sistem plastik atau geomembran. Padahal pemerintah terus menyosialisasikan cara tersebut hasilnya lebih bagus.
Mulyono, seorang buruh garap tambak garam di desa Purworejo Kecamatan Kaliori beralasan sistem geomembran membutuhkan tambahan ongkos.
“Menurut teman saya, lebih baik pake terpal atau membran. Hasilnya banyak, harganya juga lebih tinggi. Memang dan ringan, enggak perlu meratakan tanah dan menguras, tinggal mengisi air. Sistem lama rumit, tapi murah. Ukuran tambak saya ini, satu petak 10 x 12 meter, menghasilkan panen 5 – 6 kwintal, “ jelasnya, hari Sabtu (31/05).
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Rembang, Suparman mengemukakan dana Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) sekira Rp 2 miliar tahun ini, ditujukan pada peningkatan kualitas produksi garam.
Kalau petambak tidak meninggalkan sistem lama, maka akan sulit untuk maju. Melalui geomembran, nantinya diharapkan garam tidak lagi bercampur tanah, sehingga kadar Natrium Clorida menjadi lebih tinggi.
Editor: Quinawaty Pasaribu