Bagikan:

Malu, Warga Bondowoso Enggan Cek HIV/AIDS

Pelayanan di Poli VCT (Voluntary Counseling and Testing/ Konseling dan Tes HIV Sukarela) bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bondowoso, Jawa Timur, belum optimal.

NUSANTARA

Senin, 12 Mei 2014 19:59 WIB

Author

Friska Kalia

Malu, Warga Bondowoso Enggan Cek HIV/AIDS

Warga Bondowoso, HIV/AIDS, VCT

KBR, Bondowoso – Pelayanan di Poli VCT (Voluntary Counseling and Testing/ Konseling dan Tes HIV Sukarela) bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bondowoso, Jawa Timur, belum optimal. (Baca: Lembaga Donor Kurangi Dana untuk HIV AIDS di Papua)

Koordinator Poli VCT RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso, Amriyah mengatakan, sampai saat ini sarana dan prasarana di poli VCT belum sepenuhnya lengkap. Bahkan, belum ada satupun pasien yang datang untuk memeriksakan diri ke poli VCT.
 
“Sampai saat ini belum ada pasien rawat jalan yang masuk ke sini. Mengenai sarana prasarana masih kurang yang ada hanya fasilitas seadanya seperti meja, perlengkapan administrasi juga belum ada. Poli ini kan hanya melayani konseling dan tanya jawab, maka tidak butuh alat kesehatan,” kata Amriyah kepada KBR, saat ditemui di RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso, Senin (12/5).
 
Menurutnya, ada banyak kendala mengapa masyarakat enggan memeriksakan diri ke poli VCT, salah satunya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Masih banyak masyarakat yang nyatanya memiliki resiko terinveksi HIV/AIDS namun enggan memeriksakan diri dikarenakan malu.
 
Padahal, pemeriksaan VCT di RSUD Dr. Koesnadi tidak dipungut biaya. Menurut Amriyah, pasien yang sudah masuk dalam program BPJS dan Jamkesda tidak akan dikenai biaya apapun saat memeriksakan diri ke poli VCT.
 
Berdasarkan pantauan KBR di RSUD Dr. Koesnadi, terlihat poli VCT yang letaknya jauh dari paviliun lain dalam keadaan tertutup. Bahkan tidak terlihat ada peralatan di dalam uang VCT tersebut selain meja dan kursi. (Friska Kalia)

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending