KBR, Jakarta - Produksi rumput laut di Nusa Tenggara Timur terus menurun akibat pencemaran minyak dari perusahaan Australia, PTTEP Australasia di Laut Timor lima tahun silam. Akibatnya kerugian yang dialami petani mencapai miliaran rupiah.
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan NTT Aba Maulaka mengatakan, penurunan produksi rumput laut dialami petani yang berada di 12 wilayah NTT. Nilainya mencapai ratusan ribu ton setiap tahunnya.
"Berdasarkan hasil statistik budidaya itu tahun 2008 itu produksinya 424.940 ton basah. Trus pada tahun 2009 turun menjadi 229.000 ton lebih. Tahun 2010 turun menjadi 154.000 lebih. Itu kalau dikonversi, konversi paralel itu satu ton itu konversi ke rupiah itu sembilan juta. Tinggal dikali itu. PAda 2009 ke 2010 itu tinggal 12 ribu, itu kering," kata Aba.
Aba Maulaka menjelaskan petani di 12 Kabupaten/Kota itu antara lain berada di Sumba Barat, Ende, dan Sabura Jua.
Ledakan ladang minyak Montara milik PTTEP Australasia meledak pada 21 Agustus 2009 . Akibatnya perairan Laut Timor tercemar. Ledakan itu mengancam seluruh habitat yang berada di kawasan itu. Pemerintah Indonesia menuntut ganti rugi kepada Perusahaan minyak PTTEP Australasia senilai 23 triliun rupiah. Hingga kini kerugian belum dibayarkan.
Editor: Anro Sidharta
Limbah Minyak Bikin Anjlok Produksi Rumput Laut
Produksi rumput laut di Nusa Tenggara Timur terus menurun akibat pencemaran minyak dari perusahaan Australia, PTTEP Australasia di Laut Timor lima tahun silam. Akibatnya kerugian yang dialami petani mencapai miliaran rupiah.

NUSANTARA
Jumat, 23 Mei 2014 18:51 WIB

Limbah Minyak, Rumput Laut
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai