KBR, Jakarta – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mencatat kalau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat sebagai daerah rawan konflik.
Konflik yang sering terjadi adalah konflik tanah antara masyarakat pendatang dan asli yang bisa menjalar kea rah konflik antar agama.
Meski begitu Direktur LBH Padang Vino Oktavia mengaku belum bisa memastikan apakah konflik itu yang memicu pembakaran Gereja Katolik Santa Maria Stasi Kinali di Kabupaten Pasaman Barat, hari Minggu (4/5/2014) lalu.
“Dari data kita sekitar tiga tahun lalu terjadi hal yang sama,” kata Vino. Misalnya demonstrasi menolak Ketua Pengadilan Negeri Pasaman Barat yang beragama Nasrani pada 2008 lalu. Masyarakat setempat menolak kehadiran Victor Pakpahan sebagai Ketua PN Pasbar mengingat daerah tersebut hampir 99 persen berpenduduk Muslim.
Pada akhirnya Victor Pakpahan tetap dilantik sebagai Ketua PN Pasman Barat pada 18 Desember 2008. Saat pelantikan berlangsung, puluhan mahasiswa berdemo di luar ruang sidang utama PT Sumbar menyuarakan keberatan mereka.
Sementara itu pada November 2012, ribuan orang dari berbagai pesantren dan Ormas Islam di Pasaman Barat mendemo dan menyegel Gereja Paroki Keluarga Kudus. Mereka menuntut Pemkab untuk menertibkan dan melarang pembangunan perluasan gereja di tengah permukiman Muslim.
Kejadian terakhir ada di bulan Mei 2014. Hari Minggu (4/5/2014) kemarin Gereja Katolik Santa Maria dibakar dua orang tak dikenal, sementara Rabu pekan sebelumnya sebuah gereja juga dibakar orang tak dikenal.
Editor: Citra Dyah Prastuti