KBR68H, Sawahlunto – Pembangunan pasar tradisional di Sawahlunto, Sumatera Barat, membuat ratusan pedagang mengeluh. Ini karena buruknya kualitas perbaikan pasar. Di pasar itu, air merembes masuk ke dalam toko. Sementara, aliran listrik belum bisa gunakan. (Baca: 30 Persen Pasar Tradisional di Jakarta Mendesak Direnovasi)
Bahkan, menurut salah seorang pedagang, Ali Nurdin, mereka kini dihadapkan pada dua pilihan sulit, pindah bangunan yang belum layak pakai atau berjualan di tempat penampungan di lahan PT Kareta Api Indonesia yang Izin penggunaannya tidak diperpanjang.
Pria yang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Sawahlunto tersebut mengatakan, bangunan baru yang berasal dari pinjaman Bank Dunia sebesar Rp17,5 miliar ditambah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) kota sebesar Rp3,2 miliar itu masih belum dapat ditempati. Padahal pedagang telah mebayar uang muka (DP) serta angsuran satu bulan.
“DP sudah dibayar 25 persen 2013, malah sewanya sudah dibayar satu bulan, sekarang kendalanya memang itu, pertama lantai satu lantai dua itu tetap ada kebanjiran kemudian sudah dibenahi kolang-kolangnya semua, kemudian yang lantai dua begitu juga kemudian kan belum sempurna, kemudian ditambah lagi masalah listrik menurut informasi dari UPTD, ini belum bisa di pakai,” kata Ali Nurdin.
Menurut dia, direncanakan pedagang pindah pada awal Januari 2014, namun ditunda beberapa kali karena adanya penyempurnaan. Pedagang juga sempat dipaksa untuk pindah karena saat hujan, di lantai satu kemasukan tanah dan pasir, sedangkan di lantai dua ada muncul genangan air hingga 10 centimeter.
Ia dan pedagang lainnya menyesalkan tindakan pemerintah yang tidak serius dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Hal serupa juga dikeluhkan oleh DPRD Kota Sawahlunto, melalui Komisi C yang menangani masalah pembangunan. Ketua Komisi C, Adi Ikhtibar menyebutkan, dilihat kondisi di lapangan, pasar tersebut belum layak untuk digunakan, banyak yang belum selesai. Diantaranya WC umum, area pejalan kaki dan sebagainya.
Adi menyebutkan, untuk penyempuranaannya, pemerintah daerah butuh dana tambahan Rp3,2 miliar, namun setelah dana ditambahkan, kenyataaanya gedung tersebut juga tidak selesai dan sesuai dengan yang diharapkan.
“Ya sesuai dengan kebutuhan berdasar apa yang disampaikan Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah butuh untuk menyelesaikan bangunan yang khusus di bangunan blok C dan lainnya itu sekitar 3,2 M, tapi dalam kenyataannya bangunan itu tidak siap sesuai apa yang diharapkan,” kata Adi.
Adi Ikhtibar juga kecewa karena melihat kondisi bangunan pasar, terkesan pengerjaan pembagunan dilakukan secara amatiran.
Soal keluhan ini, Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf.mengklaim, bangunan pasar sudah dapat ditempati dan pedagang harus segera pindah. Sebab, pihak PT KAI sudah tidak lagi memberikan izin bagi pedagang untuk menempati areal rel yang kni dijadikan tempat pasar penampungan.
“Pedagang sudah kita instruksikan untuk pindah ke bawah, menjelang selesai tahap 3 kita masih memohon pada PT KAI khusus untuk lapak-lapak, tapi untuk yang sudah mempunyai tempat-tempat sudah harus pindah,” kata Ali.
Menurut Ali, kini sudah ada beberapa pedagang yang telah pindah ke bangunan lantai tiga tersebut.
Bangunan yang dibangun diatas lahan yang dulunya pasar tradisional tersebut telah memakan waktu hampir 2 tahun. Bangunan itu telah diresmikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto pada 2013 lalu. Namun, hingga saat ini bangunan itu belum juga dapat digunakan.
Editor: Anto Sidharta
Dilema Pedagang Tradisional di Sawahlunto
Pembangunan pasar tradisional di Sawahlunto, Sumatera Barat, membuat ratusan pedagang mengeluh. Ini karena buruknya kualitas perbaikan pasar. Di pasar itu, air merembes masuk ke dalam toko. Sementara, aliran listrik yang belum bisa gunakan.

NUSANTARA
Kamis, 01 Mei 2014 18:35 WIB


Dilema Pedagang Tradisional, Sawahlunto
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai