Bagikan:

BPLS Harus Peta Ulang Dampak Lumpur Sidoarjo

Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) diminta memetakan ulang warga yang terdampak semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. BPLS seharusnya memetakan ulang peta warga terdampak 1-2 tahun sekali.

NUSANTARA

Selasa, 27 Mei 2014 19:15 WIB

Author

Eric Permana

BPLS Harus Peta Ulang Dampak Lumpur Sidoarjo

lapindo

KBR, Jakarta -  Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) diminta  memetakan ulang warga yang terdampak semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. BPLS seharusnya memetakan ulang peta warga terdampak 1-2 tahun sekali.


Menurutnya Pengamat Geologi Wahyu Wiloto, dampak semburan itu terus meluas. Selain itu, semburan lumpur Lapindo berpotensi akan berdampak pada warga di daerah lain.


“Masalah dampaknya ini kan dari waktu ke waktu akan membesar. Itulah sebabnya kita harus punya data monitoringnya. Mungkin BPLS punya data monitoring untuk kita analisis lebih lanjut untuk memperkirakan kapan arah matinya dan penyebarannya sampai kemana,” kata Wahyu.


Pekan ini, lumpur Lapindo genap delapan tahun menyembur dan menenggelamkan rumah dan lahan warga yang ada di beberapa desa di Sidoarjo, Jawa Timur. Pemerintah mewajibkan perusahaan milik Aburizal Bakrie, yaitu PT Minarak Lapindo memberi ganti rugi pada warga di dalam area terdampak. Sisa pembayaran yang hingga saat ini belum dilunasi perusahaan itu sebesar Rp 700 miliar.


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending