KBR, Bondowoso – Meski menjadi salah satu Kabupaten yang mengekspor biji kopi ke Eropa dan Amerika namun sampai saat ini Bondowoso masih belum bisa mengoptimalkan pembuatan produk olahan kopi.
Sekretaris Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Tjagar Alam mengatakan sampai saat ini 80% hasil panen biji kopi hanya untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sementara untuk produk olahan hanya diproduksi sebanyak 20%.
“ Selama ini 80% persen biji kopi untuk ekspor, tapi untuk produk olahan kopi masih kurang. Sekarang sedang digalakkan oleh Pemprov Jawa Timur dan lembaga penelitian di Universitas Jember agar konsumsi produk olahan kopi di Bondowoso meningkat,” kata Tjagar Alam saat ditemui KBR, Selasa (6/5).
Diskoperindag Bondowoso terus melakukan berbagai upaya untuk menciptakan wirausaha baru di bidang industri pengolahan kopi, agar bahan baku kopi yang melimpah di Bondowoso juga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat selain petani kopi itu sendiri. Maka di tahun ini mereka akan mulai mengajak para petani untuk mengoptimalkan pembuatan produk olahan kopi.
Sebanyak 30 orang yang berada di sentra kopi Bondowoso diajak untuk mengikuti pelatihan yang digelar Diskoperindag, Selasa (6/5) hari ini. Diharapkan peserta pelatihan nantinya bisa membuka usaha secara mandiri dengan memanfaatkan kopi sebagai bahan baku
Kopi Bondowoso memiliki cita rasa yang khas. Aroma dan rasa kopi Bondowoso tersebut diperoleh dari biji kopi pilihan dari jenis Robusta dan Arabica.
Biji kopi Bondowoso dipengaruhi darikondisi struktur tanah maupun cuaca perkebunan kopi rakyat di Bondowoso yang umumnya menempati kawasan yang cukup tinggi di lereng Gunung Ijen dan lereng Gunung Raung. Biji kopi Bondowoso selama ini diekspor ke Amerika dan Eropa.
Editor: Luviana