Bagikan:

Ahok: Monumen Tragedi Mei Pengingat bagi Pemimpin Baru

Monumen Tragedi Mei 1998 dibangun Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur. Pelaksana tugas Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan monumen yang dibangun itu tidak akan sekagar dijadikan penanda, melainkan juga sebagai penging

NUSANTARA | BERITA

Minggu, 18 Mei 2014 19:28 WIB

Author

Yudi Rahman

Ahok: Monumen Tragedi Mei Pengingat bagi Pemimpin Baru

KBR, Jakarta - Pemerintah Jakarta akan menjadikan Monumen Tragedi Mei 1998 sebagai salah satu titik wisata sejarah di Jakarta.

Monumen Tragedi Mei 1998 dibangun di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Pelaksana tugas Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan monumen yang dibangun itu tidak akan sekadar dijadikan penanda, melainkan juga sebagai pengingat bagi pemimpin baru nanti agar menuntaskan pelanggaran HAM 1998.

Dia memerintahkan walikota Jakarta Timur dan Dinas Perhubungan membangun infrastruktur pendukung, termasuk penunjuk arah menuju lokasi Monumen Tragedi Mei.

"Prasasti ini tujuannya agar anak-anak yang baru bisa belajar. Karena sejarah mungkin tidak mencatat kejadian Mei. Bahkan, sejarah PKI 1965 itu apakah dicatat dengan jujur atau tidak, Kita semua masih berdebat," kata Basuki Tjahaja Purnama.

"Kenapa kalau di luar negeri bangsanya makin beradab dan makin baik? Karena mereka mencatat sejarah, ini lo kesalahan nenek moyang kita dulu, ini lho kesalahan generasi kita dulu. Jadi tujuannya kita yang baru ini tidak lakukan hal yang sama," lanjut Basuki.

Pembangunan Monumen Tragedi Mei ditandai dengan peletakan batu pertama monumen di TPU Pondok Rangon. Prasasti itu dinamai Prasasti Jarum Mei 1998, sebagai bentuk memorialisasi Tragedi Mei.


TPU Pondok Rangon dipilih karena menjadi kuburan massal ratusan korban Tragedi Mei, 16 tahun silam.

Basuki Tjahaja Purnama  berharap monumen tragedi Mei 1998 ini akan menjadi daya tarik Kota Jakarta.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending