KBR, Surakarta - Pasien yang berobat di Balai Besar Kesehatan Paru Surakarta, Jawa Tengah mencapai puluhan ribu orang per tahun.
Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Surakarta, Sigit Priyo Utomo mengatakan, 60 persen mereka adalah pasien yang mengeluhkan gangguan pernafasan akibat merokok. Selain perokok aktif, perokok pasif, anak anak dan bayi juga termasuk pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Paru.
“Satu tahun tempat kami itu menerima sekitar 60 ribu pasien, sekitar 60 persennya ya sekitar 36 ribu itu pasien akibat dampak merokok. Jadi proporsi pasien yang periksa kesehatan di tempat kami itu justru lebih banyak. Dan yang menyedihkan buat kita itu, sulit sekali memulihkan kondisi paru mereka. Sehat kembali seperti sedia kala, paru mereka karena kebiasaan merokok itu kan ibaratnya sudah cacat, rusak," kata Sigit kepada KBR (31/05).
Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Surakarta, Sigit Priyo Utomo berharap kesadaran masyarakat mulai terbangun untuk mencegah dampak buruk merokok, termasuk meningkatkan peran keluarga dan lingkungan untuk mengubah perilaku merokok.
Hari Anti Tembakau Sedunia diperingati setiap 31 Mei. Berbagai aksi digelar di Kota Surakarta mulai dari komunitas peduli kesehatan paru, pemerhati anak, hingga akademisi dan mahasiswa perguruan tinggi kesehatan.
Editor: Quinawaty Pasaribu