KBR68H, Yogyakarta - Kelangkaan vaksin polio di Yogyakarta masih belum diatasi. Kini masalah baru muncul, Pemerintah Pusat dan daerah justru saling lempar tanggung jawab.
Sebelumnya Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti, mengaku belum mengetahui adanya kelangkaan.Bahkan, dosen Fakultas Kedokteran UGM itu menilai kelangkaan itu tanggung jawab daerah. Namun, pernyataan Wamenkes dibantah Kepala Dinas Kesehatan DIY, Sarminto.
Dia mengungkapkan tidak mungkin Pemerintah Pusat belum mengetahui soal kelangkaan vaksin polio. Pasalnya, surat pemberitahuan sudah dikirim sejak sekitar dua bulan yang lalu.
Selain itu surat pemberitahuan juga tidak hanya di kirim satu kali melainkan dua sampai tiga kali. Bahkan surat yang terakhir, sesuai permintaan Pusat untuk pengadaan darurat juga sudah dikirim belum lama ini.
Sarminto juga kembali menegaskan tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebih terkait penundaan pemberian vaksin polio. Selain tidak terlalu berpengaruh, vaksin polio juga ditegaskannya akan segera ada.
Paling tidak vaksin sudah ada pertengahan Mei ini atau paling lambat akhir Mei. Sebab berdasarkan informasi dari Pusat pengadaan barang sudah selesai hanya tinggal pendistribusian.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul Budi Nurrkohmah menyatakan, tak ada cara lain selain mendatangkan vaksin polio jenis IPV (Injection Polio Vaccine) ke DIY termasuk Bantul yang memiliki lebih dari 13.000 bayi yang membutuhkan.
Sebab menurutnya tak mungkin mendatangkan vaksin dari daerah lain karena hanya DIY satu-satunya daerah di Indonesia yang menggunakan vaksin jenis tersebut. Setelah daerah ini menjadi proyek percontohan penggunaan IPV sejak 2007.
Sumber: Star Jogja