KBR68H, Jombang – Duduk dibangku pada deretan belakang, Nur Ikhwan (66), membaca kata demi kata dengan cara mengeja. Ditangannya terdapat buku bacaan tipis yang dilengkapi ilustrasi dari tiap materi yang sedang dia baca.
“Wortel,” ucap Nur Ikhwan saat selesai mengeja. Huruf demi huruf, kata demi kata terus diucapkan pria asal Dusun Babatan, Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur saat mengikuti kegiatan belajar bagi buta aksara di sanggar pendidikan Yalatif yang ada di kampungnya, Desa Kedawong.
Kakek sembilan cucu ini mulai mengikuti kegiatan belajar baca tulis sekitar satu setengah tahun lalu. Meski usia sudah memasuki masa senja, namun, setiap dua kali seminggu, Nur Ikhwan mau berkumpul bersama 22 orang sesama penyandang buta aksara di sangar pendidikan Yalatif untuk belajar baca tulis.
Harapan besar yang disandang pria yang lahir 2 tahun setelah kemerdekaan RI ini adalah kebebasannya dari kebutaan aksara. Maklum saja, sejak kecil hingga dewasa, Nur Ikhwan tidak pernah bisa menikmati rasanya duduk di bangku sekolah.
Kondisi itu membuat ia tidak mampu mengenal huruf. Setelah berlabuh di sangar pendidikan buta aksara Yalatif selama hampir 2 tahun, Nur Ikhwan mulai bisa membedakan antara huruf dengan angka. “Kalau sekarang sudah bisa tapi sedikit-sedikit. Huruf A sampai Z, angka satu sampai dengan sepuluh juga bisa,” katanya saat ditemui disela-sela istirahat kegiatan belajar baca tulis.
Target yang dia pasang saat mengikuti kegiatan belajar baca tulis pun tidak muluk-muluk. “Harapannya supaya bisa baca, supaya jadi orang tidak bodo (bodoh) sampai mati,” ujar Nur Ikhwan.
Nur Ikhwan belajar baca tulis bersama dengan 22 orang sesama penyandang buta aksara. Dengan didampingi seorang guru, Nur Ikhwan mengikuti satu persatu instruksi dan petunjuk dari guru pendampingnya.
Di deretan paling depan tempat belajar baca tulis, terdapat seorang nenek yang dengan tekun mengeja huruf demi huruf. Perempuan itu bernama Suliyah (62), warga satu kampung dengan Nur Ikhwan. Nur Ikhwan dan Suliyah adalah peserta pendidikan buta aksara yang paling tua diantara 22 peserta lainnya.
Suliyah, nenek dari 18 cucu ini bergabung dalam kegiatan belajar mengajar bagi buta aksara pada akhir tahun 2011 lalu. Setelah satu setengah tahun mengikuti kegiatan belajar, dia pun mulai bisa mengenal huruf.
Menyambungkan huruf demi huruf menjadi kata dan kata demi kata menjadi kalimat sudah bisa dilakukan Suliyah. “Sudah bisa baca sedikit-sedikit, dulu tidak bisa sama sekali,” ungkap ibu dari 11 anak ini.
Suliyah mengatakan, semasa kecil hingga dewasa ia tidak pernah bisa menikmati pendidikan sekolah formal. Keterbatasan ekonomi keluarganya serta kondisi bangsa Indonesia yañg belum stabil karena baru beberapa tahun terbebas dari penjajahan bangsa asing kala itu membuat dirinya harus rela melupakan sekolah.
Berjuang Memberantas Buta Aksara
Kepala Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Yalatif di Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, Zainuddin mengatakan, tujuan pembelajaran di sanggar pendidikan bagi buta aksara di tempatnya adalah untuk mengurangi angka penyandang buta aksara di Jombang.
Ide itu lahir tahun 2007 dari situasi yang ada di sekitarnya. Ia resah karena banyak tetangganya yang ternyata tidak bisa membaca. “Setelah saya pelajari ternyata di daerah saya banyak yang buta huruf, dari situ saya tergerak untuk mengadakan pembelajaran bagi buta aksara,” tuturnya.
Kegiatan belajar mengajar bagi masyarakat buta aksara dimulai sejak tahun 2009 lalu. Tahun 2012-2013 terdapat 22 orang yang ikut dalam rombongan belajar.
Berdasarkan data potensi daerah Pemerintah Kabupaten Jombang, pada tahun 2010 data buta aksara di Jombang mencapai 71.593 orang. Jumlah tersebut berkurang menjadi 41.000 orang pada tahun 2012.
Menurut Zainuddin, angka penyandang buta aksara akan bisa terus berkurang jika pemerintah serius menjalankan program pengentasan buta aksara. (Muh. Syafii)
Sumber: Suara Warga
Usia Tak Halangi Lansia di Jombang untuk Belajar Membaca
k dibangku pada deretan belakang, Nur Ikhwan (66), membaca kata demi kata dengan cara mengeja. Ditangannya terdapat buku bacaan tipis yang dilengkapi ilustrasi dari tiap materi yang sedang dia baca.

NUSANTARA
Senin, 06 Mei 2013 17:06 WIB


Lansia di Jombang, Belajar Membaca
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai