Bagikan:

Seribu Lilin untuk Karyawan PT Freeport

KBR68H, Timika - Ratuan pekerja PT Freeport Indonesia, Kontraktor dan Privatisasi berserta keluarga, menghadiri Doa dan Tauziyah mengenang 28 pekerja tambang yang tewas tertimbun reruntuhan Terowongan Big Gossan Mile 74, di Tembagapura, Timika, Papua.

NUSANTARA

Jumat, 24 Mei 2013 13:38 WIB

Author

Spedy Paereng

Seribu Lilin untuk Karyawan PT Freeport

seribu lilin, karyawan freeport, big gossan, serikat pekerja, timika

KBR68H, Timika - Ratuan pekerja PT Freeport Indonesia, Kontraktor dan Privatisasi berserta keluarga, menghadiri Doa dan Tauziyah mengenang 28 pekerja tambang yang tewas tertimbun reruntuhan Terowongan Big Gossan Mile 74, di Tembagapura, Timika, Papua.

Acara Doa dan Tauziyah ini dilakukan di Lapangan Timika Indah, Kamis (23/5) malam, yang ditandai dengan pembakaran seribu lilin yang dilakukan oleh pekerja dan keluarga.

Dalam Sambutannya Ketua PUK SPKEP SPSI PT FI, Sudiro mengatakan, pekerja merupakan penyumbang terbesar Devisa Negara. Untuk itu, pemerintah harus memperhatikan pekerja sebagai aset terbesar.

Kata Sudiro, perusahan juga harus memperhatikan keselamatan pekerja di tempat kerja. Pekerja harus merasa nyaman dan aman ketika bekerja karena pekerja merupakan mitra perusahaan untuk menggerakan roda produksi.

"Kami sangat terpukul atas peristiwa ini. Saudara-saudara kami sesama pekerja mengalami peristiwa tragis hingga menghilangkan nyawa. Ini harus menjadi perhatian Pemerintah dan Perusahaan agar kedepan tdk terjadi lagi," ujar Sudiro.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan SPSI Kabupaten Mimika, Virgo Salossa meminta, peristiwa ini merupakan yang terakhir kalinya di area kerja PT Freeport Indonesia. Sebagai perwakilan serikat pekerja, dirinya meminta PTFI harus menciptakan suasana aman dan nyaman ditempat kerja.

Pihaknya juga akan mendorong agar santunan atau hak-hak yang diberikan freeport harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak boleh dibeda-bedakan dari status pekerja yang ada.

"Kamu juga minta pemerintah memperhatikan hal-hal yang menjadi kewajiban pemerintah. Pemerintah harus memperhatikan masalah keselamatan kerja terlebih dahulu baru memberikan ijin untuk beroprasi," ungkapnya.

Lanjut Virgo, segala sesuatu menyangkut investigasi agar sebagai Serikat Pekerja mereka juga dilibatkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan hasil investigasi itu transparan dan jelas.

"Jangan ada kepentingan-kepentingan yang memperngaruh hasil investigasi. Kalau ada yang bertanggungjawab maka dia harus bertanggungjawab," ungkapnya.

Virgo menambahkan, SPSI juga akan membentuk tim untuk memantau jalanya pemberian santunan kepada keluarga korban agar berjalan lancar dan bersifat sama. Hak-hak harus diberikakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak boleh ada yang dibedakan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nenawea, mengatakan, sebagai Presiden SPSI sangat kecewa dengan pihak perusahaan atas meninggalnya 28 pekerja anggota SPSI yang meninggal karena kurang diperhatikannya fasilitas keselamatan kerja di dalam terowongan.

"Apabila ada oknum yang harus bertanggungjawab dan bersalah harus diseret ke pengadilan guna mempertangungjawabkan atas kejadian ini," jelasnya.

Lanjut Gani, selama belum adanya hasil investigasi jangan ada spekulasi yang mengatakan kejadian ini adalah misibah alam.

"Kami tegaskan kepada semua pihak, jangan pernah katakan ini faktor alam karena tim investigasi belum memulai bekerja untuk mencari penyebab peristiwa ini," ungkapnya.

Ia mengatakan, ia bersama anggota SPSI di Jakarta dalam waktu dekat akan melakukan doa bersama di Ibukota Negara guna mengenang 28 pekerja yang meninggal di Terowongan Big Gossan Tembagapura.

Sebelumnya, Selasa (14/5) sebanyak 38 pekerja tambang PT Freeport Indonesia tertimbun longsor di Terowongan Big Gossan Mile 74, Tembagapura, Timika, Papua. Akibatnya sebanyak 28 pekerja tewas dan 10 luka-luka. Akibat peristiwa ini PT Freeport Indonesia mengehentikan sementara operasional penambangannya sebagai salah satu dukungan ikut berbelasungkawa.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending