KBR68H, Jakarta - Pengungsi Syiah di GOR Sampang mengaku terpaksa menjual perhiasannya untuk bertahan hidup. Ini menyusul berhentinya bantuan makanan dan miniman selama 7 hari terakhir dari Pemerintah Kabupaten Sampang. Salah seorang pengungsi, Ummi Kulsum mengatakan, meski sudah menjual perhiasan, tapi hasilnya tetap tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan makan dan minuman mereka. Perhisaan yang dijual hanya mampu memenuhi kebutuhan makan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore.
"Ada yang jual kalungnya, ada yang jual kalungnya. Kita mau pulang saja. Kita tidak mau merepotkan pemerintah, kita mau mendatangi Bupati. Harapannya kita mau pulang saja, disini tidak ada fasilitas apa-apa. Makan pun tidak dicukupi," ujar Ummi Kulsum, ketika dihubungi KBR68H.
Ummi Kulsum menambahkan, kurangnya pasokan makanan dan minuman ini tidak menjadi persoalan utama. Karena persoalan utama yang menjadi keluhan pengungsi adalah pengakuan keberadaan mereka oleh pemerintah setempat. Dialog masih tengah diupayakan kuasa hukum dengan pemerintah Kabupaten Sampang. Namun jika tak kunjung mendapat solusi, mereka mengaku akan kembali pulang ke rumah masing-masing.
Pengungsi Syiah di Sampang Terpaksa Menjual Perhiasan
KBR68H, Jakarta - Pengungsi Syiah di GOR Sampang mengaku terpaksa menjual perhiasannya untuk bertahan hidup.

NUSANTARA
Senin, 06 Mei 2013 15:09 WIB


pengungsi, syiah, sampang, jual perhiasan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai