KBR68H, Yogyakarta- Mulai 2013 pendeteksi TBC, reagen langka di DIT. Namun, Kasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Jogja, Endang Sri Rahayu memperkirakan pengaruhnya tidak akan terlalu besar. Sebab masih ada unsur lain yang bisa digunakan untuk deteksi TB. “Tapi memang lebih baik kalau pakai tes mantoux,” ungkap dia.
Salah satu warga Gampingan Wirobrajan, Yuli Kurniasih yang suaminya positif TB juga merasakan kondisi tersebut. Ia beberapa bulan ini terus mencoba mendapatkan tes itu untuk anaknya. Yuli mengaku sudah mencoba ke BP4 Kotagede, BP4 Gading, Poliklinik, dan belum lama ini di RSUD Kota Jogja juga kosong. Yuli pun mengaku cukup khawatir.
Ia sangat berharap bisa mendapatkan kepastian kondisi anaknya tertular atau tidak melalui tes mauntok tersebut.
“Soalnya anak saya sering batuk dan bukan batuk biasa, sudah dites dengan unsur lain, tapi belum pasti kalau belum tes mauntok itu. Saya ingin kepastian saja, tapi masih kosong. Kalau pagi cuma saya terapi ke pantai,” ungkap dia.
Petugas Promosi Kesehatan BP4 Jogja, Ana Adina Patriani mengungkapkan temuan penderita TB memang meningkat. Dari sekitar 400 orang di 2011 menjadi 548 di 2012, 61 di antaranya anak-anak. Hanya angka keberhasilan pengobatan TB meningkat. Ini menunjukkan meningkatnya pula kesadaran masyarakat.
Sumber: Star Jogja FM
Pendeteksi TBC Langka di DIY
Kasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Jogja, Endang Sri Rahayu. Ia mengungkapkan mulai 2013 ini terjadi kelangkaan reagen.

NUSANTARA
Rabu, 08 Mei 2013 15:07 WIB


TBC, reagen, yogyakarta
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai