Bagikan:

Pemkab Rembang Batalkan Proyek PLTS Senilai 2,4 M

Pemerintah kabupaten Rembang membatalkan rencana proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sistem terpusat (komunal), di dusun Ngotoko, Pasedan, Bulu, senilai Rp 2,4 Miliar dari anggaran tingkat pusat.

NUSANTARA

Sabtu, 04 Mei 2013 14:34 WIB

Pemkab Rembang Batalkan Proyek PLTS Senilai 2,4 M

PLTS, Rembang

KBR68H, Rembang- Pemerintah kabupaten Rembang membatalkan rencana proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sistem terpusat (komunal), di dusun Ngotoko, Pasedan, Bulu, senilai Rp 2,4 Miliar dari anggaran tingkat pusat.

Pembatalan proyek tersebut setelah PLN memastikan siap membangun jaringan instalasi listrik, dari selatan desa Pasedan menuju dusun terpencil tersebut. Proses perencanaan masih berlangsung tahun ini. Diharapkan tahun 2014 listrik sudah  menyala di dusun Ngotoko. PLN pada tahun 2013, akan lebih dulu menyelesaikan jaringan listrik di dusun Bancang Geneng desa Bancang Kec. Sale, yang selama ini justru memperoleh pasokan arus listrik dari wilayah Jawa Timur. Begitu selesai, baru beralih ke Ngotoko.

Kepala Bidang Migas Dan Energi Dinas ESDM Kab. Rembang, Imam Teguh Susatyo menjelaskan proyek PLTS terpusat tak bisa dipaksa untuk dilanjutkan, karena jika PLN masuk, maka akan terjadi pemborosan anggaran. Ia berharap 70-an kepala keluarga di dusun Ngotoko bersabar, karena semua persiapan membutuhkan waktu agak lama.

Kali pertama sudah diawali pengajuan tertulis lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) kepada Perhutani, untuk mendapatkan rekomendasi tanah milik Perhutani dipasangi tiang listrik. Setelah itu dilanjutkan mengurus ke PLN dan ternyata perusahaan listrik plat merah itu menyetujui.

Imam menganggap listrik PLN lebih tepat, warga hanya membayar rekening setiap bulan. Berbeda dengan pembangkit listrik tenaga surya yang statusnya dihibahkan kepada masyarakat tetapi pemeliharaan ditanggung warga.

Salah satu tokoh masyarakat dusun Ngotoko desa Pasedan Kec. Bulu, Karwi menuturkan tidak masalah kalau proyek PLTS senilai Rp 2,4 miliar dibatalkan, asalkan janji PLN tidak meleset.

Ketiadaan listrik PLN membuat mobilitas perekonomian masyarakat terhambat. Ingin menonton televisi tidak bisa, sekedar mengisi baterai HP saja, terpaksa mengungsi ke desa Pasedan yang jaraknya hampir dua kilometer.

Sumber: Radio R2B Rembang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending