Bagikan:

Kaukus Papua: Renegosiasi Kontrak PT Freeport

KBR68H, Jakarta- Kaukus Papua di DPR menyebut PT Freeport menjadi salah satu akar masalah keamanan yang terjadi di Papua.

NUSANTARA

Kamis, 30 Mei 2013 16:17 WIB

Author

Dimas Rizky

Kaukus Papua: Renegosiasi Kontrak PT Freeport

kontrak, pt freeport, renegosiasi, kaukus papua

KBR68H, Jakarta- Kaukus Papua di DPR  menyebut PT Freeport menjadi salah satu akar masalah keamanan yang terjadi  di Papua. Koordinator Kaukus Papua Paskalis Kossay mengatakan Freeport terlalu lama mengeruk kekayaan alam di sana. Kata dia, hal itu menyebabkan kecemburuan masyarakat asli Papua. Menurutnya, renegoisasi kontrak kerja bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.

"Akar masalah di Papua ya salah satunya Freeport ini. Akar masalah politik, sosial, ya Freeport memicu masalah. Karena itu, PT Freeport harus menjadi milik orang Papua dengan merekrut orang Papua sebanyak-banyaknya. Libatkan masyarakat adat di sekitar itu, libatkan mereka. Berikan tanggungjawab kepada mereka bahwa itu milik mereka. Jika tidak diberikan, mereka akan merasa tersisih dan mengganggu Freeport," ujarnya di gedung DPR Jakarta, Kamis (30/5).

Sebelumnya, PT Freeport Indonesia meminta kontrak kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengeksploitasi tambang tembaga dan emas di Papua diperpanjang lagi dari 2021 hingga 2041. Berdasarkan Kontrak Karya II yang diteken tahun 1991, Kontrak Freeport hanya sampai tahun 2021.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto mengatakan Freeport sudah merencanakan investasi sebesar 16,9 miliar dollar AS untuk kelanjutan operasional perusahaan hingga 2041 nanti. Rinciannya, sebanyak 9,8 miliar dollar AS investasi pada periode 2012 hingga 2021 dan sebanyak 7,1 miliar dollar AS untuk investasi dari 2021 hingga 2041.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending