Bagikan:

Jogja Kekurangan Wisata Malam Berbasis Budaya

Pesatnya pertumbuhan industri hospitality di Jogja juga harus diimbangi dengan peningkatan objek wisata yang baru. Salah satu sektor yang dapat digarap yakni ditingkatkannya wisata malam berbasis budaya di kota ini.

NUSANTARA

Jumat, 10 Mei 2013 16:11 WIB

Jogja Kekurangan Wisata Malam Berbasis Budaya

wisata malam, budaya, yogyakarta

Pesatnya pertumbuhan industri hospitality di Jogja juga harus diimbangi dengan peningkatan objek wisata yang baru. Salah satu sektor yang dapat digarap yakni ditingkatkannya wisata malam berbasis budaya di kota ini.

“Pariwisata memang menjadi fokus kami selama ini, khususnya yang berbasis budaya. Pariwisata juga tidak bisa hanya berkembang satu aspek saja,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir Abdullah.

Tazbir mengatakan saat ini wisata malam yang ada di Jogja masih sangat terbatas. Padahal seiring pertumbuhan hotel seharusnya dapat diintegrasikan juga dengan peningkatan objek wisata lainnya.

Menurutnya kalau hanya hotel saja yang berkembang, maka akan membuat persaingan yang tidak sesuai.

Rencana kabupaten Sleman untuk membuat Night Spektakuler seperti di Malang, kata Tazbir menjadi langkah tepat untuk dapat mengembangkan objek wisata lainnya.

Selama ini wisata malam di Jogja masih terpaku di beberapa titik saja, seperti di Tugu Jogja dan Masangin di Alun-alun Selatan.

“Dengan rencana tersebut, nantinya wisata malam tidak hanya Ramayana, pagelaran wayang atau Masangin saja. Masangin juga saat ini sudah sangat padat, bahkan wisatawan asing asal Singapura dan Malaysia sangat menyukai wisata ini,” papar Tazbir.

Kepadatan wisata malam masih terfokus pada beberapa titik saja. Pilihan objek wisata yang ada juga dinilai masih kurang variatif. Tazbir pun menegaskan hal ini menunjukkan bahwa Jogja masih kekurangan objek wisata malam yang dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke kota ini.

Sumber: Star Jogja

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending