KBR68H, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) belum bisa memulai penyelidikan terhadap runtuhnya fasilitas kerja PT. Freeport Indonesia, Timika, Papua. Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, penyelidikan baru bisa dilakukan setelah evakuasi korban selesai. Evakuasi sendiri sempat terkendala karena material longsor masih berjatuhan dan membahayakan petugas. Perusahaan asal Amerika Serikat itu mengerahkan 200 tim penyelamat dan berhasil menemukan 15 korban longsor. 10 korban ditemukan selamat, sementara lima lainnya tewas.
“Semua itu fokus pada penyelematan dulu, evakuasi dulu. Kemudian ibaratnya kan ini ada longsor, semua menolong dulu, mengevakuasi dulu. Baru kalau nanti kalau misalkan sudah ini, baru dianalisa, kira ini penyebabnya ini apa? Gitu lho. Bukan berarti tidak melakukan investigasi. Investigasi itu kan baru bisa setelah evakuasi selesai,” ujar Susilo saat dihubungi KBR68H di Jakarta, Kamis (16/5).
Sebelumnya, PT. Freeport Indonesia, Papua memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan operasional di kawasan pertambangan.
Juru Bicara PT. Freeport Indonesia, Daisy Primayanti mengatakan, penghentian itu sebagai bentuk belasungkawa dan simpati perusahaan kepada seluruh korban runtuhnya tambang bawah tanah Big Gossan.
Editor: Nanda Hidayat
Investigasi Longsor PT Freeport Belum Bisa Dimulai
Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) belum bisa memulai penyelidikan terhadap runtuhnya fasilitas kerja PT. Freeport Indonesia, Timika, Papua.

NUSANTARA
Kamis, 16 Mei 2013 22:32 WIB


tim investigas esdm, freeport, Susilo Siswoutomo, abu pane
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai