Bagikan:

Guru: Berlebihan, Masuk SMP Balikpapan Harus Punya Sertifikat Baca Alquran

KBR68H, Jakarta - Pemerintah Kota Balikpapan diminta membatalkan kebijakan yang mewajibkan anak didik memiliki sertifikat baca tulis Al-Quran untuk kenaikan jenjang pendidikan.

NUSANTARA

Minggu, 05 Mei 2013 16:39 WIB

Author

Yudi Rahman

Guru: Berlebihan, Masuk SMP Balikpapan Harus Punya Sertifikat Baca Alquran

Syarat masuk SMP, sertifikat baca Alquran, Dinas Pendidikan, Balikpapan

KBR68H, Jakarta - Pemerintah Kota Balikpapan diminta membatalkan kebijakan yang mewajibkan anak didik memiliki sertifikat baca tulis Al-Quran untuk kenaikan jenjang pendidikan.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma mengatakan, kewajiban itu akan membebani mental anak didik.

Satria Dharma mengatakan pemerintah seharusnya tidak ikut campur dalam urusan pendidikan agama, karena itu merupakan tanggung jawab tenaga didik di sekolah.

"Berlebihan! Apa urusannya Dinas Pendidikan mewajibkan siswa untuk bisa ini itu dan sebagainya. Itu kan dalam pelajaran agama. Kalau pelajaran agama itu biarkan gurunya untuk menentukan apa yang harus dimiliki oleh siswanya, jangan birokrat," kata Satria Dharma.

Menurut Satria Dharma, birokrat di Balikpapan sudah melampaui kewenangannya.

"Jelaslah, jelas itu membebani. Pemerintah itu kewajibannya adalah memfasilitasi, bukan menuntut. Kalau ini kan terbalik, pemerintah menuntut terus tetapi tidak memfasilitasi," ujar Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma saat dihubungi KBR68H.

Satria Dharma pernah menjabat Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Balikpapan mewajibkan lulusan SD yang akan masuk jenjang SMP untuk menyertakan sertifikat baca dan menulis Al-Quran.

Kepala Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan Heri Misnoto mengatakan, prasayarat bisa baca tulis Al-Quran itu, bagian dari peningkatkan budi pekerti kepada siswa agar lebih bertaqwa kepada Tuhan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending