Kelangkaan gas elpiji tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga memusingkan para pengecer.Salah satu pengecer gas elpiji 3 kilogram di Perempatan Galonan Ngotet Rembang, Muhanto menjelaskan saat kondisi normal, menerima kiriman 15 buah tabung setiap hari, tetapi kemudian terus berkurang menjadi 10 hingga sekarang tinggal 6 tabung per hari.
Itupun begitu mendapatkan jatah, langsung ludes terjual digunakan para pemilik warung makan, yang selama ini merupakan pelanggan tetapnya. Ia menolak kalau ada pembeli ingin menitipkan tabung kosong, karena menurutnya terlalu berisiko dan belum bisa memberikan kepastian kapan ada barang.
Muhanto menimpali masyarakat umumnya tidak mempermasalahkan kenaikan harga, asalkan pasokan lancar.
Belakangan banyak warga yang memasak dengan menggunakan tungku berbahan bakar arang. Tetapi dirinya enggan beralih menjual arang, lantaran khawatir debunya mengotori barang dagangan lain.
Hari Selasa (21 Mei 2013) tim gabungan pemerintah kabupaten Rembang yang terdiri dari instansi Disperindagkop, Satpol PP, Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Bagian Perekonomian menggelar inspeksi mendadak ke agen gas elpiji 3 kilogram.
Ketika menyambangi pangkalan milik PT Pantja Ubaya Phaksi di desa Turusgede Kec. Rembang Kota, pintu gerbang justru tertutup rapat, sedangkan pangkalan di desa Kemadu Kec. Sulang stok gas elpiji kosong.
Kepala Dinas ESDM Kab. Rembang, Agus Supriyanto mengatakan inspeksi mendadak bertujuan untuk memastikan kesiapan agen gas elpiji, bersama sama mengatasi kelangkaan. Apalagi Pertamina baru saja menambah stok, dari 5 agen di kabupaten Rembang, masing masing agen menerima tambahan 560 tabung.
Tapi sayang rencana penambahan belum berjalan. Sutedjo dari agen PT Pantja Ubaya Phaksi mengaku jumlah kiriman masih tetap hari Senin, yakni rata rata 2.864 tabung per hari.
Sumber: radio R2B Rembang
Editor: Antonius Eko