Penyerangan yang dilakukan dilakukan ratusan siswa SMK 1 Bireuen ke SMA 2 Bireuen, Kamis (16/5) lalu, menyebabkan SMA 2 mengalami kerugian hingga Rp 20 juta.
Dari hasil pendataan total fasilitas belajar mengajar yang rusak mencapai 26 unit ruangan. Yang meliputi, ruang guru, ruang belajar dan laboratorium.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Nasrul Yuliansyah yang dikonfirmasi Senin (20/5) menyebutkan pihaknya akan menanggung semua biaya perbaikan fasilitas sekolah menengah atas itu.
“Untuk perbaikan sudah dilakukan pengukuran setelah itu nantinya akan dilakukan perbaikan dan pergantian kaca-kaca yang pecah,” ungkapnya, seraya menandaskan aksi penyerangan siswa SMK Bireuen terhadap SMA 2 sudah diselesaikan.
Ada pun siswa yang sempat diamankan juga telah dibebaskan oleh pihak kepolisian. Meski, katanya, sampai hari ini, polisi masih diminta untuk berjaga-jaga di sekitar sekolah tersebut.
“Untuk waktu dekat ini, saya yakin hal itu tidak terulang lagi, karena sudah diselesaikan. Namun kita tidak tahu ke depannya bagaimana,” ujar Nasrul.Oleh karena itu, dia menyebutkan perlu adanya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah tersebut agar benar-enar tuntas. Katanya solusi yang akan ditempuh yaitu membuat dinding tembok pembatas antara kedua sekolah tersebut lebih tinggi dari yang sudah ada.
“Dinding pembatas yang tidak terlalu tinggi bisa dilewati batu dan dilompati siswi SMK 1 ke sekolah yang bersebelahan tersebut. Karena itu rencanaya akan ditinggikan dua meter lagi,” ucap Nasrul.
Saat ini, sebutnya, tembok tersebut hanya sekitar dua meter, jika di sisi SMA 2 Bireuen, Namun disisi SMK1 Bireuen dinding tersebut hanya 1,5 meter. Itu disebabkan timbunan tanah di SMK tersebut lebih tinggi.
Editor: Antonius Eko