Bupati Sumbawa Barat Masuk dalam Daftar Kepala Daerah Capres Alternatif

KBR68H, Mataram - Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) KH Zulkifli Muhadli atau Kyai Zul masuk dalam jajaran kepala daerah yang bisa menjadi alternatif calon presiden (capres) 2014 versi survei Pol-Tracking Institite. Lembaga survei tersebut mempublikasi sebanyak 14 kepala daerah dan bekas kepala daerah di Indonesia yang potensial menjadi capres alternatif.

Ketua tim pemenangan pasangan Zul-Ichsan, H.L Moh Syamsir di Mataram Senin (6/5) mengapresiasi survei tersebut. Ia berharap lembaga survei itu menjalankan tugas secara jujur serta tidak ada kaitannya dengan pemilukada NTB yang sedang dilaksanakan. Syamsir menilai munculnya nama Kyai Zul dalam daftar kepala daerah yang cukup diperhitungkan di level nasional menambah nilai positif bagi Kyai Zul yang sedang mencalonkan diri jadi calon gubernur NTB.

Dalam survei tersebut, ada 14 nama yang muncul sebagai sosok capres alternatif yang berasal dari kepala daerah dan bekas kepala daerah. Mereka adalah  Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta), Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Herry Zudianto (Wali Kota Yogyakarta), Agustin Teras Narang (Gubernur Kalteng), Anak Agung Gde Agung (Bupati Badung), Andi Hatta Marakarma (Bupati Luwu Timur), Djarot Syaiful Hidayat (Wali Kota Blitar), Fadel Muhammad (eks Gubernur Gorontalo), Gamawan Fauzi (Eks Gubernur Sumbar), Ishak Mekki (Bupati Ogan Komering Ilir), Isran Noor (Bupati Kutai Timur), Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulut), Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulsel), dan Zulkifli Muhadli (Bupati Sumbawa Barat).

Pol-Tracking Institute memperlihatkan hasil survei itu kepada media di Hotel Morissey, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (5/5) kemarin. Direktur Pol-Tracking Institute Hanta Yuda menyebutkan, survei ini menggunakan metode focus group discussion yang melibatkan 100 orang sebagai penilai.

Riset yang berlangsung Januari-April 2013 ini menekankan pada 10 aspek penilaian yakni integritas, intelektualitas, visioner, gaya kepemimpinan, pengalaman prestasitif, keberanian mengambil keputusan, komunikasi publik, aspiratif dan responsif, serta penerimaan publik dan penerimaan partai.

Sumber: Global FM Lombok