Bagikan:

BPK: Status WTP Tak Berarti Daerah Bebas Korupsi

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Hadi Purnomo, mengatakan penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada Pemerintah Kota/Kabupaten oleh BPK tidak menjamin daerah itu bebas korupsi. Kata Hadi, opini WTP yang diberikan hanya menilai tata kelola

NUSANTARA

Selasa, 21 Mei 2013 15:39 WIB

BPK: Status WTP Tak Berarti Daerah Bebas Korupsi

bpk, status WTP, korupsi

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Hadi Purnomo, mengatakan penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada Pemerintah Kota/Kabupaten oleh BPK tidak menjamin daerah itu bebas korupsi. Kata Hadi, opini WTP yang diberikan hanya menilai tata kelola keungan yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota adalah baik bukan berarti benar.

"Karena kalau benar semuanya harus diaudit. Dan ini baru hanya sampling, dari 100 akun baru 10 atau 20 akun yang diteliti (audit) sementara lainnya tidak," sebut  Hadi Purnomo.

Hadi menambahkan, pengauditan tata kelola keuangan Pemerintan Kabupaten/Kota yang dilakukan secara sampling dan tidak dilakukan secara keselurahannya, mengingat waktunya tidak ada.

Menurutnya, untuk meningkatkan mutu kualitas audit BPK, maka samplingnya harus dinaikkan. "Kalau bisa populasi semuanya kita audit supaya nantinya BPK bisa akan mendeteksi hal kecurangan," sebutnya.

Tetapi, sambung Hadi, dengan adanya kerjasama melalui adanya link and match antara Kabupaten/Kota dengan BPK, sehinggas data-data yang diperlukan dapat langsung diterima BPK, sehingga para pemeriksa BPK akan bisa memeriksa laporan keungan di meja pemeriksa.

Ditambahkan, dengan adanya link and match ini setiap hari pemeriksa BPK bisa dapat melihat apakah ada hal-hal yang tidak benar, bila terjadi hal yang sudah merah atau terjadi perbedaan, pemeriksa BPK akan mengirim surat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menanyakan perbedaan-perbedaan tersebut.

Sumber: Star News

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending