Bagikan:

Angka Golput Tinggi, KPU Jawa Tengah 'Senggol' Perantau

Namun Ketua KPU Jawa Tengah Fajar Subkhi Arif mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya angka partisipasi masyarakat dalam pemilihan gubernur. Ia juga menyinggung banyaknya warga Jawa Tengah yang merantau dan bekerja ke luar provinsi.

NUSANTARA

Senin, 27 Mei 2013 13:52 WIB

Author

Agus Luqman

Angka Golput Tinggi, KPU Jawa Tengah 'Senggol' Perantau

Jawa Tengah, Semarang, pemilihan gubernur, KPU

KBR68H - Komisi Pemilihan Umum KPU Jawa Tengah mengakui banyaknya jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan gubernur Minggu kemarin.

Namun Ketua KPU Jawa Tengah Fajar Subkhi Arif mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya angka partisipasi masyarakat dalam pemilihan gubernur. Ia juga menyinggung banyaknya warga Jawa Tengah yang merantau dan bekerja ke luar provinsi.

"Kami melihat soal partisipasi hanya dari soal angka berapa yang hadir, berapa yang tidak hadir. Kalau bicara soal ketidak hadiran di TPS, ada banyak varian. Contoh, warga Jawa Tengah yang bekerja di luar Jawa Tengah jumlahnya sangat besar. Jadi kita perlu mengoreksi berapa banyak warga Jawa Tengah yang sekarang bekerja di Jakarta, Kalimantan, Maluku, saya yakin lebih 20 persen dari DPT tidak berada di tempatnya karena bekerja."

Ketua KPU Fajar Subkhi Arif mengatakan saat ini KPU belum memiliki data lengkap tentang angka partisipasi publik dalam pemilihan gubernur.

Meski begitu Fajar yakin warga yang hadir di Tempat Pemungutan Suara atau TPS adalah pemilih berkualitas tinggi atau pemilih yang menggunakan hak suaranya tanpa pengaruh politik uang.

Daftar Pemilih Tetap atau DPT pada pemilihan gubernur di Jawa Tengah sebanyak 47 juta orang. Namun sejumlah survei menyebut angka golput atau warga yang tidak menggunakan hak suaranya mencapai 49 persen. Bawaslu Jawa Tengah juga mencatat angka partisipasi masyarakat hadir ke TPS hanya sekitar 50 persen.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending