Bagikan:

50 Tahun Papua ke NKRI, Warga Masih Belum Sejahtera

KBR68H, Sorong

NUSANTARA

Rabu, 01 Mei 2013 18:30 WIB

50 Tahun Papua ke NKRI, Warga Masih Belum Sejahtera

papua, NKRI, belum sejahtera

KBR68H, Sorong – Memperingati 50 tahun emas kembalinya Papua ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diperingati hari ini, sejumlah masyarakat Papua masih merasa belum memberikan dampak yang signifikan terutama dari segi kejehteraan.

Salah satu tokoh pemuda Papua, Ferry Isir mengaku, walaupun pemerintah Indonesia memberikan Otonomi Khusus. Namun hal itu belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua atau dengan kata lain otsus belum menyentuh hingga masyarakat paling bawah. Oleh sebab itu, kata dia, pemekaran wilayah adalah jalan terbaik untuk peningkatan kesejahteraan.

 “Selama ini Papua masuk ke NKRI mulai sejak 1963 sampai pada hari ini 2013. Artinya Indonesia membangun hubungan yang baik dengan Papua, tetapi Papua belum merasa nyaman begitu. Nah sekarang otonimi khusus , tetapi pemerintah pusat banyak menyimpang,”ungkap Ferry Isir

Hal yang sama juga diungkapkan seorang mama Papua, Yunike. Menurutnya, selama 50 tahun hak perempuan Papua belum sepenuhnya diberikan. “Mewakili kaum perempuan dengan adanya 50 tahun ini mungkin pemerintah lebih meningkatkan pembangunan khusus bagi wanita,” kata Yunike yang sehari hari berjualan pinang di pinggiran jalan kota Sorong.

Dikatakan, seharusnya perempuan Papua bisa diberdayakan dan diberikan peluang yang sama dengan kaum laki laki dalam berbagai bidang. Misalnya, kata dia, pemerintah harus memberikan bantuan modal bagi mama Papua yang berwirausaha dalam skala kecil.

“Ya kalau bisa pemerintah membantu kami sebagai mama mama Papua yang berjualan untuk membantu memberikan kredit usaha,”harapnya. (Andi Iriani)

Sumber: Rado Swara Nusa Bangsa

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending