KBR68H, Kupang - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menemukan 34 persen pangan jajan anak sekolah di NTT masih mengandung zat berbahaya. Kepala BPOM Lucky S. Slamet mengatakan, meski NTT tidak berada pada posisi daerah yang sangat mengkhawatirkan, tapi penanganan ancaman janjanan berzat berbahaya di NTT harus tetap diwaspadai. Salah satunya dengan pengoptimalan kepedulian orangtua melalu program Pangan Jajan Anak Sekolah ( PJAS).
"Kalau Kupang, memang sekarang yang mengandung bahan berbahaya masih 34 persen padahal Nasional kan 24 persen. Mengapa karena memang kita masih perlu lagi gerakan yang lebih gencar melobatkan lintas sektor. Dan terima kasih kepada pemerintah provinsi Kupang sudaha da komitmen dari bapak gubernur untuk mendukung ini utamanya dilakukan gebyar. Posisinya Kupang secara umum memang yang terbawa, tetapi juga di agak di bawah. Tapi saya optimislah kita kejarlah seperti itu,"ujar Lucky.
Kepala BPOM Lucky S Slamet menambahkan, program Pangan Jajan Anak Sekolah sejak digulirkan telah berhasil melindungi sekitar 1,7 juta siswa dari jajanan yang tidak aman. Namun di NTT, tingkat kepedulian bersama program tersebut masih berada di bawah rata-rata nasional.
34 Persen Jajanan Anak di NTT Berbahaya
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menemukan 34 persen pangan jajan anak sekolah di NTT masih mengandung zat berbahaya.

NUSANTARA
Senin, 06 Mei 2013 11:28 WIB


jajanan anak, NTT
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai