KBR, Rembang– Pemerintah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mendukung pendirian mal. Bupati Abdul Hafidz beralasan untuk menggerakkan ekonomi dan meningkatkan penampilan daerah.
Kata Abdul Hafidz saat ini kalangan ekonomi menengah ke atas, saat belanja pakaian maupun barang elektronik enggan ke Rembang dan memilih pergi keluar daerah. Ia berharap kalau ada mal, perputaran uang akan lebih banyak berkutat di daerah sendiri.
“Kalau uang di sini sudah berkumpul, kok lari terus ya jadinya Rembang seperti ini terus. Bagaimana uang ini bisa berkeliaran di Rembang, jangan sampai keluar. Saat ini saja pejabat sekelas Kabag, tidak mau belanja di Rembang. Tapi ke Pati, Kudus. Apalagi Bupati, ya ke Semarang,“ jelas Bupati Abdul Hafidz, Kamis (27/04).
Bupati melanjurkan, "kan sayang, sekali belanja 1 sampai 2 juta Rupiah. Kalau tiap Minggu ke sana, habis uang warga Rembang. Jadi inilah tekad kami, bagaimana uang datang tidak lari. Tapi bisa berkeliaran di Rembang."
Abdul Hafidz menambahkan tahun depan rencananya Pemkab memindahkan pasar induk kota Rembang ke lokasi lain. Sedangkan lahannya dialihfungsikan sebagai pusat pertokoan modern dan ruang terbuka hijau.
Sementara itu, seorang pegiat sosial di Rembang, Sutejo meminta Pemkab fokus menangani sektor ekonomi produktif bagi masyarakat di tingkat bawah. Salah satunya menguatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kata dia belum saatnya mal dibangun. Apalagi kalau investor mal berasal dari group – group terkenal, tidak ada jaminan bisa meningkatkan ekonomi lokal.
Editor: Rony Sitanggang