KBR, Lombok- Di sela acara Hari Penyiaran Nasional yang selenggarakan oleh
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Lombok Nusa Tenggara Barat, Seto Mulyadi
dari Komnas Perlindungan Anak mengkritisi isi siaran televisi yang belum
memiliki konten tontonan yang layak untuk ditonton oleh anak-anak.
“Lindungi anak-anak dari kekerasan televisi itu hal yang penting harus dikampanyekan oleh televisi itu sendiri, sehingga fungsi pendidikan, tontonan yang menuntun betul-betul dapat diwujudkan,” kata Seto Mulyadi di Lombok (01/03/2016).
Dia menyebut, unsur pendidikan di program televisi saat ini, dibawah 1 persen, “Sinetron itu sekitar 40 persen, iklan sekitar 30 persen, pendidikan kok di bawah 1 persen, berarti ini hanya tontonan tapi kurang tuntunan. Mari kita betul-betul bekerja keras bersinergi untuk melindungi anak-anak kita.”
Seto Mulyadi mengkritik, televisi seharusnya berani dikoreksi dan sedianya bercermin dari pendapat masyarakat, tidak hanya melalui KPI. Kata dia, televisi seharusnya bisa membuka diri untuk dikritisi, supaya layak ditontoton anak-anak.
Ia mengharapkan informasi yang diberikan oleh televsi untuk bisa mengarahkan ke pengembangan karakter anak yang positif “anak-anak adalah peniru yang terbaik di dunia”, pungkasnya.