Bagikan:

Pendukung Demo Menkopolhukam Minta Permaisuri Ternate Dibebaskan

Permaisuri diadukan ke polisi oleh anak-anak sultan yang lain

BERITA | NUSANTARA

Selasa, 19 Apr 2016 22:30 WIB

Author

Idhar Rahman

Pendukung Demo Menkopolhukam Minta Permaisuri Ternate Dibebaskan

Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan (Foto: KBR)

KBR,Ternate- Menkopolhukam Luhut B Pandjaitan mengaku telah berkoordinasi dengan Jaksa Agung untuk melepaskan permaisuri mendiang Sultan Ternate Ternate Mudafar Syah, Boki Nita Budi Susanti yang saat ini ditahan kepolisian. Boki Nita ditahan dan telah ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan identitas lahir dua bayi kembarnya.

Luhut mengatakan telah meminta jaksa agung untuk menetapkan Boki sebagai tahanan kota dan tidak ditahan.

“Kita ingin ada kearifan dari pak gubernur. Kami ingin mencari solusi supaya ya masalah hukum, ya hukum disitu ada kearifan lokal. Oleh karena itu tadi pak gubernur bicara juga sama pak jaksa agung, saya juga. Kita ingin supaya ibu itu (Boki Nita- red) ditahan di luar sambil proses hukumnya jalan sehingga tidak menimbulkan konflik dan tidak menimbulkan ramai-ramai demo di luar. Pak gubernur saya kira sangat arif melihat itu ingin dilakukan penyelesaian,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Ternate, Selasa (04/18).

Sebelumnya, puluhan pendukung Boki Nita berdemo untuk mendesak Menkopolhukam Luhut Pandjaitan, bereaksi atas penahanan Boki. Demo dilakukan dengan cara memblokade jalan di depan Markas TNI AL menuju bandara Babullah Ternate, dengan maksud menghalangi Menkopolhukam kembali ke Jakarta.

Kasus ini mencuat pasca kematian Sultan Mudafar Syah. Bayi kembar yang dilahirkan Boki, telah didaulat menjadi penerus kesultanan. Namun kemudian dia dilaporkan  ke Polda Maluku Utara dengan tuduhan pemalsuan kelahiran bayi kembar oleh anak-anak Sultan Mudafar Syah yang lainnya. 

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending