KBR, Bondowoso – Maraknya aksi pungutan liar (pungli) di berbagai objek wisata di Bondowoso, Jawa Timur, mulai meresahkan. Aksi pungli ini banyak terjadi di berbagai lokasi wisata di kawasan lereng Gunung Ijen, seperti wisata Kali Pait dan Kawah Wurung.
Anggota Komisi III DPRD Bondowoso, Andi Hermanto mengatakan, banyaknya aksi pungli yang bermunculan di lokasi wisata, berpotensi mencoreng citra Bondowoso. Apalagi saat ini Pemkab sedang berupaya mempromosikan Bondowoso sebagai kota tujuan destinasi wisata.
“Banyaknya pungutan liar yang dikelola masyarakat yang memanfaatkan situasi ini harusnya ditertibkan oleh Pemkab. Karena itu berpotensi mencoreng citra Bondowoso di mata wisatawan,” kata Andi Hermanto saat dihubungi KBR, Senin (13/4/2015).
Dikatakan Andi, seharusnya dinas pariwisata lebih sigap untuk mengatasi persoalan retribusi di lokasi wisata, sehingga pungutan liar bisa diatasi. Apalagi, jika penarikan retribusi tersebut bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Ya harusnya dinas pariwisata sigap. Kalau memang harus ada retribusi silahkan diatur yang resmi sehingga bisa menambah PAD. Ini bukan soal nominalnya, tapi soal tertib administrasi dan citra pariwisata kita,” imbuhnya.
Berdasarkan pantauan KBR, sejumlah objek wisata di kawasan lereng Ijen saat ini marak aksi pungutan liar. Seperti di kawasan Wisata Kawah Wurung yang merupakan destinasi wisata baru di Bondowoso. Setiap wisatawan akan ditarik tarif Rp. 3.000 per orang. Hal serupa juga ditemui di kawasan wisata Kali Pait. Di sini wisatawan dikenai biaya dari Rp.3.000 sampai Rp.5.000.
Padahal sebelumnya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini tidak dipungut biaya apa pun. Ini juga sesuai dengan penarikan retribusi wisata yang tercatat di Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Keuangan (DPKK) Bondowoso, dimana hanya ada 3 lokasi wisata yang ditarik retribusi, yaitu wisata pemandian Tasnan, wisata pemandian air panas Blawan, dan arung jeram Bosamba.
Editor: Antonius Eko