KBR, Bondowoso – Program listrik desa yang menelan dana hingga Rp 5 miliar lebih di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ternyata belum dinikmati warga. Hal ini diketahui saat Komisi II DPRD Bondowoso melakukan sidak ke beberapa desa penerima program.
KetuaKomisi II, Ady Kriesna mengatakan berdasarkan pemantauan langsung di lapangan, dari 18 titik yang mendapat program listrik desa, hanya ada dua dusun yang listriknya sudah menyala.
“Harusnya pemda bersama PLN segera mempercepat proses realisasi program ini. Karena ukuran keberhasilannya dilihat jika listrik menyala, bukan hanya sekedar terpasang jaringan,” kata Ady Kriesna saat dihubungi KBR, Rabu (8/4/2015).
Menurut Ady Kriesna, Pemkab Bondowoso terksan tak serius mengerjakan program ini.Padahal, masih ada sekitar 190 dusun yang belum tersentuh listrik.
“Persoalannya kan tinggal mengalirkan listrik, karena jaringan sudah terpasang. Apalagi? Anggaran sudah dikeluarkan, tapi listriknya tidak menyala. Bagian perekonomian harus bertanggung jawab,” pungkasnya.
Dengan adanya temuan ini, Komisi II DPRD Bondowoso akan mengevaluasi kembali kinerja Bagian Perekonomian Pemkab Bondowoso. Ady Kriesna juga menyatakan, Komisi II akan mempertimbangkan kembali pelaksanaan program listrik desa di tahun ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun KBR, dari 18 dusun yang mendapat program listrik desa di 2014 , baru dua dusun yang listriknya sudah menyala yaitu Dusun Karang Kotong, Desa Sumber Sari, Kecamatan Maesan dan Desa Jati Tamban Kecamatan Wringin.
Sementara 16 dusun lainnya baru terpasang jaringan. Padahal, program ini sudah menelan anggaran sebesar Rp 5,8 miliar lebih, yang bersumber dari APBD Kabupaten 2014.
Sementara untuk 2015, Bagian Perekonomian Pemkab Bondowoso juga telah mengajukan anggaran sebesar Rp 3,2 miliar untuk memasok listrik di 7 Dusun yaitu Dusun Kebun Kresek, Guweh, Kedawung, Sukobiyung, Pandien, Taman Accem dan Dusun Cangkring.
Editor: Antonius Eko