KBR, Rembang– Dari total 7 orang mahasiswa asal kabupaten Rembang, Jawa Tengah di
Yaman, 3 diantaranya memilih bertahan. Sedangkan 4 lainnya memutuskan
pulang ke tanah air.
Ayah salah satu mahasiswa, Sugiyanto, warga desa Sumbergirang Kecamatan Lasem mengatakan putranya menimba ilmu di sebuah pondok pesantren, kota Mukallah. Ia sudah mengabarkan situasi masih aman. Meski sempat mendengar suara bom, namun jaraknya cukup jauh. Dia mengklaim pimpinan pondok pesantren menyatakan kesiapannya untuk mengungsikan para santri, termasuk anaknya ke negara terdekat, Oman, jika situasi semakin gawat.
“Anak
kami punya keyakinan kuat menetap di sana, menyelesaikan sekolahnya.
Paling tidak selama lima tahun. Mulai tertanggal 23 Maret 2014 sampai
sekarang. Alhamdulilah setiap malam, kita selalu komunikasi. Kalau
seandainya semakin gawat, pengasuh pondok siap memindahkan santri ke
negara terdekat, Oman," ungkapnya kepada KBR, hari Minggu (12/04).
Sugiyanto mengaku tenang setelah mendengar penjelasan
tersebut. Tapi banyak kerabat dan keluarga di kampung, tetap merasa
cemas.
Perang di Yaman ini sudah terjadi sejak tahun 2010, melibatkan kelompok
syiah dan suni. Situasi semakin memanas, lantaran negara lain, Arab
Saudi ikut masuk memberikan dukungan kepada pihak pemerintah.
Editor: Dimas Rizky