Target Bondowoso Jadi Lumbung Padi Organik

KBR68H, Bondowoso – Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menargetkan akan menjadi lumbung padi organik pada 2018 mendatang. (Baca: Banyuwangi Bangun Lumbung Padi)

Kepala Dinas Pertanian, Hindarto mengatakan, untuk mencapai target tersebut saat ini Pemkab sudah menyiapkan acuan atau roadmap kerja dan luasan areal lahan pertanian yang akan di konversi ke pertanian organik.
 
“Jadi kita sudah buatkan roadmap sampai 2018, kita akan targetkan untuk areal 105 hektare. Kalau setiap hektare bisa menghasilkan 5 ton lebih, berarti sudah ada 500 ton lebih setiap kali panen,” kata Hindarto kepada KBR68H, saat ditemui di Kantor Pemkab Bondowoso, Kamis (10/4).
 
Untuk merealisasi target tersebut, tahun ini Pemkab Bondowoso telah menyiapkan anggaran kerja sama dengan pihak Universitas Muhammadiyah Malang untuk sertifikasi dan konversi lahan sekitar Rp 500 juta.
 
Saat ini Bondowoso telah memiliki 10,3 hektare lahan murni organik di Desa Lombok Kulon, yang telah mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloleman (LeSOS). Selain itu sebanyak 25 hektare lahan juga dalam tahap konversi untuk menjadi lahan yang murni organik.
 
Kendala Pencapaian Target
 
Sementara itu, Indah Prihartini, Pendamping Kluster Padi Organik dari Universitas Muhammadiyah Malang mengatakan, ada beberapa hal yang masih menjadi kendala pengembangan padi organik di Bondowoso, diantaranya pengelolaan budi daya dan pascapanen belum efektif.
 
“Kendalanya belum mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di lahan. Kalau sinergi sudah ada tapi belum fokus pada satu wilayah. Kemudian dalam pengelolaan budi daya dan pascapanen belum efisien sehingga meningkatkan biaya produksi,” kata Indah kepada KBR68H.
 
Menurutnya, kondisi geografis dan sumber daya alam di Bondowoso memang berpotensi untuk menjadi lumbung padi organik. Ini bisa terwujud asalkan seluruh pihak terkait bisa bekerja sama dengan terus memantau dan mendampingi petani.

Editor: Anto Sidharta