KBR68H, Surabaya - Penyelidikan kasus jual beli kunci jawaban soal Ujian Nasional (UN) di sebuah SMA di Sememi, Benowo, Surabaya, Jawa Timur kian meluas. Polisi menduga kasus tersebut juga terjadi di SMA lain di Surabaya.
Kepala Badan Penyidik Kepolisian Kota Besar Surabaya Farman mengatakan, sedikitnya ada 10 SMA yang menjadi sasaran penyebaran kunci jawaban. Jaringan tersebut dikendalikan seseorang yang mendapat sebutan Joki Gosok. Dari penggerebekan di rumah yang diduga digunakan untuk menggandakan soal itu polisi menemukan ratusan lembar kunci jawaban.
“Salah satu sekolah di Benowo, kita melakukan penyitaan 200 lembar yang diduga kunci jawaban,” kata Farman di polrestabes senin (21/04).
Farman menambahkan, penyitaan soal UN yang dilakukan polisi bermula dari siswa sebuah SMA Negeri di Surabaya. Dua Belas lembar yang diduga kunci jawaban tersebut terdiri dari beberapa mata pelajaran, serta masing masing posisi peserta UN.
Dari hasil pemeriksaan sementara, sebagian dari mereka membeli dengan harga sebesar Rp150 ribu per kunci jawaban. Kepolisian bahkan tengah mendalami dugaan keterlibatan guru dalam jual beli kunci jawaban. Atas kasus ini polisi sudah memeriksa 16 siswa salah satu SMA di Semeni, Benowo.
Kasus itu berawal dari penggerebekan polisi di rumah R yang digunakan menggandakan soal tersebut. Dari mereka polisi menyita 200 lembar kunci jawaban soal UN untuk hari ketiga. Di dalam lembar itu terdapat 20 kunci jawaban untuk 20 model soal yang ada. Kunci jawaban itu perlembarnya dijual Rp 150 ribu.
Polisi juga masih terus melakukan penyelidikan terkait kebenaran lembaran yang diduga kunci jawaban Ujian Nasional (Unas). Pihaknya akan melakukan konfirmasi kepada Dinas Pendidikan Jawa Timur, jika kunci jawaban itu sesuai atau benar, bisa dipastikan jika kebocoran soal Unas terbukti. Begitu juga sebaliknya.
Editor: Antonius Eko