KBR68H, Surakarta - Kepolisian Resort Karanganyar, Jawa Tengah, mengungkap praktik jual beli dugaan lembaran kunci jawaban Ujian Nasional tingkat SMA. Menurut polisi, kasus ini melibatkan siswa, guru, dan kepala Sekolah.
Juru bicara Polres Karanganyar, Sarini mengatakan polisi menyita ratusan lembar dugaan kunci jawaban sejumlah mata pelajaran dalam UN dan uang senilai 12 juta rupiah. Menurut Sarini, Polres Karanganyar masih mengembangkan kasus ini untuk mengungkap jaringan pembocor kunci jawaban UN.
“Kami melakuan penyelidikan dan menangkap 2 siswa SMA negeri di Karanganyar kemarin dan dilakukan pemeriksaan. Mereka mengaku mendapat lembaran kunci jawaban tersebut dari seseorang, dan terjadi transaksi jual beli lembaran dugaan kunci jawaban UN di sekitar salah satu SMA Negeri di Karanganyar. Hasil dari pemeriksaan handphone mereka, kami menangkap satu orang lagi yang ternyata seorang guru honorer di sekolah swasta di Boyolali. Jaringan pelaku ini beroperasi di Karanganyar, Boyolali, Kota Surakarta, dan Sragen. Kami mendapatkan 6 kunci jawaban mata pelajaran dalam UN. Mereka ternyata membayar uang 3 juta rupiah pada seorang Guru honorer tersebut. Kami telusuri lebih jauh, hasil pemeriksaan pelaku mengaku mendapat lembaran dugaan kunci Jawaban UN ini dari seorang Kepala Sekolah SMA swasta di Boyolali yang saat ini masih buron,” papar Sarini.
Polres Karanganyar menahan 4 orang pelaku. Lembaran dugaan kunci Jawaban UN tersebut antara lain untuk mata pelajaran kimia, matematika IPA, matematika IPS, dan sosiologi. Polisi juga memajang uang senilai 12 juta rupiah, dan sejumlah handphone milik para pelaku.
Editor: Antonius Eko