Bagikan:

Pilot Bob Roberts dan Kenangan Warga Papua

Ribuan warga Papua, mengantar almarhum Robert Franklin Roberts (63), pilot warga negara Amerika Serikat, menuju pemakaman. Almarhum disemayamkan di sekitar Lapangan Terbang Adventist Aviation, tepat di samping hanggar pesawat.

NUSANTARA

Jumat, 11 Apr 2014 21:26 WIB

Pilot Bob Roberts dan Kenangan Warga Papua

Pilot Bob Roberts, Warga Papua

KBR68H, Jayapura - Ribuan warga Papua, mengantar almarhum Robert Franklin Roberts (63), pilot warga negara Amerika Serikat, menuju pemakaman. Almarhum disemayamkan di sekitar Lapangan Terbang Adventist Aviation, tepat di samping hanggar pesawat.

Bob, begitu almarhum disapa, meninggal karena pesawat jenis Kodiak 100 PK SDF yang ia kemudikan jatuh di Jalan Raya Doyo Baru, Kabupaten Jayapura pada 9 April lalu. Ia telah dimakamkan hari ini, Jumat (11/4).

Selama 22 tahun almarhum melayani masyarakat di Tanah Papua. Ini yang membuat Bob selalu dikenal dan dicintai oleh masyarakat Papua, terlebih oleh warga yang tinggal di pedalaman Bumi Cenderawasih.

Salah satu Pendeta Gereja Pantekosta di Papua, Rudi M. Lang menuturkan, almarhum sepanjang hidupnya kerap melayani masyarakat di pedalaman Papua, misalnya di Jayawijaya, Yahukimo, Mamberamo Raya dan beberapa tempat lainnya.

"Secara pribadi, saya sangat kehilangan almarhum. Dia selalu sibuk untuk melayani warga, misalnya mengantarkan sembako dan mengantarkan jemaat untuk pelayanan agama. Satu hal yang juga saya ingat, bahwa dia tidak lupa membawa kitab suci dalam penerbangan," katanya saat ditemui pada acara pemakaman almarhum di Hanggar Adventist Aviation, Jumat (11/4/2014).

Satu hal yang selalu ia ingat soal Bob adalah sikapnya yang selalu mengajak orang  lain berdoa di atas pesawat setiap akan terbang. Selain itu, Bob dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan pemberi motivasi untuk warga Papua untuk keluar dari kemiskainan.

"Baru bulan lalu, saya bersama almarhum mengunjungi Ninia, Dekay di Yahukimo untuk pelayanan agama. Tidak ada firasat buruk sebelum kepergiannya, dia hanya mengingatkan saya untuk tidak menyerah dalam memberikan pelayanan," jelasnya.

Salah satu anak angkat Bob, Methew Ditaplor (28) memiliki firasat buruk sebelum ayah angkatnya itu tewas. Ia mengaku bermimpi melihat seorang keluarganya jatuh di air terjun. Di dalam mimpinya itu, ia tak bisa menolong keluarga yang jatuh tersebut. "Mungkin mimpi ini adalah firasat buruk bagi saya dan kepergian ayah saya. Saya selalu menangis sejak mendengar kabar itu hingga pemakaman dia hari ini," katanya di tempat yang sama.

Bob, baginya sangat berjasa. Almarhum mendidiknya untuk menjadi orang yang tegar, tidak mudah patah semangat. Karena jasanya, sejak dia diangkat menjadi anak pada umur 14 tahun lalu, Methew kini bisa menjadi staf keuangan di Pemda Pegunungan Bintang.

"Satu pesan yang selalu saya ingat sampai hari ini adalah Bapak selalu ingatkan saya bahwa saya tidak boleh merokok, menenggak minuman keras dan makan Pinang. Hingga saat ini pun pesan itu yang selalu saya pegang," ujar Methew.

Methew bercerita, percakapan terakhir dengan ayahnya hanya melalui telepon, pada tiga hari sebelum pesawat jatuh. Saat itu, ia menanyakan soal kemungkinan bisa digunakannya pesawat untuk mengangkut warga ke pedalaman. Ayahnya mengatakan, pesawat sudah disewa oleh Pemda Pegunungan Bintang selama tiga hari. Namun, ayahnya berjanji akan mengantarkan warga setelah ia menyelesaikan tugasnya.

"Tiga hari sebelum almarhum meninggal, dia juga sempat menanyakan cuaca di Pegunungan Bintang, apakah bisa dilakukan pendaratan di wilayah itu. Saat itu cuaca cukup baik dan bisa dilakukan pendaratan," kata Mathew yang diterima PNS pada tahun 2006, atas lobi almarhum kepada bupati setempat.

Bob di Mata Keluarga


Sementara, dalam sambutan di depan peti jenasah, salah satu anak almarhum, Stefany Roberts mengatakan, ayahnya adalah seorang pekerja keras.  Dia juga sering merelakan waktunya habis digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat Papua.

"Hari Minggu pun, dia bahkan bisa melakukan penerbangan untuk masyarakat. Saya selalu melihat dia sebelum tidur hingga bangun tidur, selalu bekerja di depan komputernya. Masih banyak yang harus kita lakukan, pekerjaan kita belum selesai dan kita harus bekerja keras untuk kemajuan masyarakat di tanah ini," katanya dengan suara terbata-bata.

Stefany yang dibawa oleh ibunya saat berumur 14 tahun ke Papua, mengaku sangat mencintai Papua. Dia juga berpesan kepada pelayat yang datang dan juga kepada para misionaris, agar meneruskan perjuangan ayahnya untuk kemajuan masyarakat.

"Tuhan tidak akan bisa datang. kalau kita tidak kerja. Saya sangat mencintai tempat ini. Maka inilah alasan kami, untuk memakamkan ayah saya di tanah ini. Ayah juga selalu menyampaikan kepada saya bahwa Allah adalah pilot dan dia hanya seorang co pilot,"  ujar Stefany yang saat ini kuliah di Amerika.

Sementara Jerry Roberts, salah satu anak laki-laki almarhum yang bekerja sebagai pilot mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan masyarakat dalam upacara pemakaman hari ini. "Ini adalah bentuk dukungan yang luar biasa kepada kami," ungkapnya.

Pesawat berwarna putih dengan strip hijau, jatuh disaat membawa tujuh orang warga Papua dengan tujuan Ninia. Saat penerbangan baru berkisar di ketinggian 10 meter, pesawat diduga tak mampu naik lagi, sehingga jatuh di dekat jembatan Jalan Doyo Baru.

Akibat kecelakaan tersebut, dua orang meninggal dan lima orang lainnya masih dirawat di dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Yowari, Kabupaten Jayapura dan Rumah Sakit Dian Harapan, Waena.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending